“Tulisan ini mencoba mengetuk semangat yang pernah berkobar pada beberapa abad sebelumnya sebagai pemicu eksistensi pada generasi yang memendam berbagai potensi. Menjaga Marwah Leluhur dan generasi, menjaga Peradaban, budaya dan marwah Adat serta Menjaga Harga Diri dan mempertahankan Hak – hak. Akankah nilai-nilai ini bertahan pada era zaman sekarang, tentunya generasi akan mengukur dan menilai dengan barometer nurani dan kejujuran hati, ” By H. Rolli Gunawan, (Olly Benkoelen)
Negeri Bangkahulu, adalah sebuah simbol dimensi peradaban nan pernah berjaya, dengan berbagai kultur budaya, seni dan adatnya akan kah semua yg sudah diwariskan kian hari semakin bias, ataukah akan ter refleksikan membaur dalam perkembangan tuntunan zaman atau hanya tinggal sekedar bingkai pajangan yang kehilangan ruh. Semangat kebangkitan dan perjuangan masyarakat Bengkulu memang tak kan lapuk dimakan zaman, kita simak periode dari zaman kerajaan, mulai dari kerajaan pertama Bangkahulu (Bengkulu) yaitu Kerajaan Sungai Serut yang dipimpin Raja Pertama Ratu Agung, berdasarkan tradisi lisan Kerajaan Sungai Serut terletak di Mudik Kualo (Pasar Bangkahulu) berada disebelah kanan yang disebut Bengkulu Tinggi.
Kemudian selanjutnya memasuki masa kolonial berdasarkan naskah melayu dimulai dari masuknya Inggris telah sampai di Kualo Bangkahulu perkiraan masa kepemimpinan Raja Muda (Depati Bangsa Raja) 24 Juni 1685, berlanjut setelahnya kepada penjajahan Belanda pada tanggal 6 April tahun 1833 pada masa kepemimpinan Tuanku Lenggang Alam dan dilanjukan oleh anaknya Raja Putu Negara bergelar Tuanku Pangeran Muhammadsyah pada Tahun 1835 yakni Regent Subgai Lemau yang beristana di Tanjung Negara ( UNIHAZ sekarang).
Semangat tak pernah padam, dalam memperjuangkan hak-hak yang terenggut..
Kampung halaman dan peradaban boleh luluh lantak, akan tetapi semangat berjuang tak pernah surut, peristiwa demi peristiwa silih berganti, perjuangan para tokoh dan rakyat kian berkobar, patah tumbuh hilang berganti.
Ada beberapa prinsip dalam menjalani tekanan dan penindasan ini yang membuat mereka mampu menjalaninya . (**)