Bengkulu, – Pimpinan DPRD Provinsi Bengkulu mengapresiasi dengan dilaunchingnya Container Export dengan komoditi kayu menuju tujuan Qindao Port, China, yang disiapkan oleh PT. Sinokor dan Heung A Line serta PT. Winarapan di PT. Pelindo Regional II Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Terlebih sebagai pengusaha kepelabuhan tentu merupakan angin segar, karena memberikan peluang untuk mengekspor komoditi yang diketahui Provinsi Bengkulu sangat kaya. Bahkan dengan peluang ini juga akan memicu pertumbuhan ekonomi daerah Bengkulu kedepannya.
“Kita dari lembaga legislative mengucapkan terima kasih kepada pengusaha Container Export yang telah masuk ke Bengkulu dengan tujuan Go Internasional, tepatnya Pelabuhan Pulau Baai yang dikelola oleh PT Pelindo Regional 2 Bengkulu. Tinggal lagi pengusaha menyikapi komoditas yang akan dilakukan ekspor dari Bengkulu, karena akan banyak manfaat yang diperoleh nantinya,” ungkap Wakil Ketua (Waka) II DPRD Provinsi Bengkulu H. Suharto, SE, MBA disela-sela mengikuti launching Container Export dengan komoditi kayu menuju tujuan Qindao Port, China di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Suharto meminta, dengan melihat keseriusan pengusaha container ini, agar Pemerintah Daerah (Pemda) mempersiapkan diri, dalam artian supaya komoditi yang ada bisa diekspor melalui satu pintu, yakni Pelabuhan Pulau Baai. Mengingat jika tidak demikian sangat disayangkan terjadi, karena milik Bengkulu justru menjadi nama daerah lain.
“Dengan ini saya menyarankan kepada pak Gubernur, meski tidak mudah, tapi mulai lah mempersiapkan payung hukum dan penerapkan strategi operasi. Maksudnya, pada pintu keluar wilayah Provinsi Bengkulu dilakukan pengawasan terhadap komoditi daerah yang keluar, dan perlu dicegah dan alihkan ekspor atupun penghiriman antar wilayah, hanya melalui pintu gerbang perekonomian Bengkulu yaitu, Pelabuhan Pulau Baai,” imbuhnya.
Lebih lanjut Politisi Gerindra ini menyampaikan, hal yang tidak kalah pentingnya lagi, setelah ini meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan para pelaku ekonomi yang ada dengan baik. Mengingat untuk potensi daerah diyakininya sangat banyak dan tidak kekurangan, seperti kayu karet.
“Dengan banyak potensi komoditi yang ada diyakini ekpor ini akan terus berlanjut. Bahkan juga akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat nantinya. Termasuk juga meningkatkan nilai dari bahan baku yang selama ini terbuang begitu saja, akan bernilai uang. Dan dari hal yang kecil jika lama-lama dan dilakukan secara massif akan besar dan menghasilkan,” demikian tutup Suharto.(Iwan)