Bengkulu, – Meskipun sempat tertunda beberapa waktu lalu. Selasa (19/11), tamu kehormatan yakni Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama Wamensos Agus Jabo Priyono dan jajaran akhirnya hadir di Bumi Merah Putih (Kota Bengkulu).
Kehadiran keduanya ini ialah dalam rangka kunjungan kerja (kunker). Agenda Kunker ini dimulai dari pukul 07.00 WIB tadi hingga selesai.
Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) dan Wakil Mensos RI melakukan kunjungan Kerja (Kunker) 3 tempat. Adapun 3 titik tersebut yakni pertama Sentra Dharma Guna Bengkulu.
Kemudian, Rumah Bantuan Pemakaman Lansia. Terakhir, Mensos dan Wamensos RI akan menyambangi Gedung (Pendopo) Merah Putih.
Saat di Pendopo Merah Putih, Mensos dan rombongan disambut langsung oleh Pj Sekda Kota Bengkulu Eko Agusrianto, unsur Forkopimda, para Asisten, Staf Ahli, Kepala Dinas Sosial Sahat Marulitua Situmorang, Kepala Dinas Sosial se-Provinsi Bengkulu, Stakeholder dan tamu undangan lainnya.
Disana, Mensos Gus Ipul sapaan akrabnya, melakukan dialog bersama pilar-pilar sosial se-Provinsi Bengkulu. Dialog ini merupakan kegiatan Kementerian Sosial RI di Provinsi Bengkulu dan dipercayakan kepada Pemkot Bengkulu melalui Dinas Sosial (Dinsos) selaku tuan rumah didukung oleh Dinas Sosial se-Provinsi Bengkulu.
Dimomen ini, Gus Ipul mengajak pilar-pilar sosial, pendamping PKH, Tagana, TKSK, Pelopor Perdamaian dan juga Pendamping Rehabilitasi Sosial bisa disiplin dalam bekerja, terukur dan mempunyai target.
“Setiap tahunnya harus ada target. Maka dari itu, Kementerian Sosial menyusun strategi, mekanisme kerja dan menyusun langkah bersama antara Kemensos bersama Dinas Sosial Provinsi, Kabupaten/Kota beserta seluruh pendamping. Insya Allah kalau kita bisa melakukan langkah-langkah bersama itu pasti hasilnya lebih efektif,” ujar Gus Ipul.
Sementara menyoalnya kemiskinan ekstrem, Gus Ipul menyampaikan komitmen pemerintah pusat dalam mengentaskan hal itu melalui berbagai intervensi.
“Semuanya harus masuk data dulu, setelah itu baru kita intervensi. Jadi pasti itu kita intervensi dari perlindungan jaminan sosialnya, kemudian rehabilitasi sosialnya dan pemberdayaannya,” tuturnya.
Sebelum itu, pihaknya nanti akan menunggu hasil dari rekosiliasi BPS dan setelah itu baru Kemensos akan melakukan intervensi dengan harapan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia tahun 2024 sebesar 0,83 persen bisa menjadi 0 persen dalam kurun waktu dua tahun mendatang. (Iwan)