Bengkulu, – Provinsi Bengkulu menerima pendanaan sebesar 757.255 USD (sekitar Rp11 miliar) dari Green Climate Fund (GCF) melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH). Dana ini merupakan bagian dari Program Results-Based Payment (RBP) REDD+ yang mendukung upaya mitigasi perubahan iklim melalui pengelolaan hutan berkelanjutan.
Program ini bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan, melestarikan keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Adi Junedi, Direktur KKI Warsi, lembaga yang ditunjuk sebagai pelaksana program, menjelaskan bahwa kegiatan ini mencakup pengurangan deforestasi, rehabilitasi ekosistem, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Fokus kami adalah meningkatkan stok karbon, melindungi kawasan hutan, serta memperkuat implementasi REDD+ untuk mendukung target Nationally Determined Contributions (NDC) Indonesia,” ujar Adi Junedi dalam rapat koordinasi di Dinas LHK Provinsi Bengkulu, Senin (25/11).
Program ini juga mencakup berbagai kegiatan strategis, seperti penghijauan lahan kritis, rehabilitasi mangrove, perlindungan hutan dari kebakaran, dan penyusunan kebijakan perlindungan masyarakat hukum adat. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bengkulu, Syafnizar, menegaskan pentingnya program ini dalam menurunkan emisi GRK dari sektor kehutanan.
“Bengkulu memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim karena letaknya di kawasan tropis Bukit Barisan. Kami mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan melalui penguatan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dan pencegahan aktivitas ilegal seperti pembalakan liar,” kata Syafnizar.
Dengan dukungan masyarakat lokal, program ini diharapkan dapat meningkatkan daya serap hutan Bengkulu terhadap karbon. Berdasarkan data 2021, sektor kehutanan Bengkulu mampu menyerap 2.162,55 Gg CO2e, tetapi masih terdapat defisit sekitar 740 Gg CO2e dibandingkan emisi total dari sektor transportasi, pertanian, dan limbah.
Melalui pendekatan berbasis hasil, Bengkulu berkomitmen mewujudkan tata kelola hutan yang berkelanjutan, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat setempat. Program ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.(Iwan/Adv)