Jakarta, – Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) bersama dengan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Barat dan BBGP Provinsi D. I. Yogyakarta, Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Banten, serta SEAMEO Regional Centre QITEP in Language (SEAQIL), in Mathematics (SEAQIM), dan in Science (SEAQIS) tingkatkan kompetensi guru melalui perayaan akbar Seminar Internasional menyambut Hari Guru Sedunia yang bertajuk “Empowering Teachers, Transforming Futures”. Seminar ini sukses diselenggarakan dengan moda campuran di Gedung A, Komplek Kemendikbudristek dengan melibatkan guru-guru dari Filipina, Indonesia, dan Malaysia untuk berbagi praktik baik pengajaran mereka pada 5 Oktober 2024.
Perayaan seminar ini berlangsung meriah dengan keterlibatan 276 guru dan kepala sekolah tingkat PAUD/TK/SD/SMP/SMA/SLB yang hadir secara luring. Selain itu, dalam moda daring, sebanyak 1109 guru dari dari 38 provinsi di Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara turut berpartisipasi dalam seminar tersebut.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, menyambut dengan hangat seluruh guru yang mengikuti perayaan Hari Guru Sedunia. Dirjen Nunuk menekankan peran penting guru dalam membentuk masyarakat dan pentingnya memberdayakan mereka melalui pengembangan profesional yang berkelanjutan dan dukungan kebijakan. Sejalan dengan tema seminar ini, ia menyoroti perlunya mengintegrasikan perspektif guru ke dalam kebijakan pendidikan dan menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan kolaborasi.
“Guru memainkan peran besar dalam membentuk masyarakat kita. Suara mereka harus didengar dan diberdayakan untuk mengatasi tantangan, karena mereka adalah agen transformasi yang menyebarkan visi dan misi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan,” ujar Dirjen Nunuk di Jakarta, Senin (7/10).
Berkaitan dengan peringatan Hari Guru Sedunia, Direktur Kantor Regional Multisektoral UNESCO Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa, menyampaikan pentingnya peran guru dalam memastikan pendidikan sebagai hak fundamental di tengah tantangan yang signifikan. Ia juga membacakan pesan bersama dari UNESCO, yang menyampaikan bahwa sistem pendidikan menghadapi berbagai tantangan, dan untuk mengatasinya maka suara guru perlu ditingkatkan dalam proses pengambilan Keputusan.
Tak hanya itu saja, peran guru secara profesional juga harus dipahami di mana posisinya sangat esensial—baik wawasan maupun keahliannya—sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pesan tersebut menyerukan dukungan atas kerja sama internasional untuk memastikan bahwa guru menerima penghormatan, otonomi, dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk berkembang sebagai pemimpin transformasional pendidikan.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada semua guru atas dedikasi mereka. Saya selalu memastikan untuk mengingat bahwa alasan saya berada di sini hari ini adalah karena para guru luar biasa yang telah membantu saya tumbuh,” ujar Maki di Jakarta, Sabtu (5/10).
Berikutnya, Deputi Direktur Program dan Pengembangan SEAMEO Secretariat, John Arnold Siena, menekankan peran krusial guru dalam membentuk masa depan. John juga menyoroti kontribusi mereka sebagai hal yang penting untuk menghadapi perubahan cepat dalam teknologi dan masyarakat. Ia menegaskan pentingnya memberdayakan pendidik untuk menumbuhkan pemikiran kritis dan kreativitas pada siswa, sejalan dengan kontrak sosial baru UNESCO untuk pendidikan yang memprioritaskan suara guru dalam upaya reformasi pendidikan.
“Guru bukan hanya penyampai pengetahuan, mereka adalah arsitek masa depan yang membimbing pikiran muda kita untuk beradaptasi dan berkembang di dunia yang semakin kompleks. Mari kita ciptakan lingkungan di mana suara guru tidak hanya didengar, tetapi juga dihargai,” ujar John.
Seminar ini menghadirkan 8 narasumber berpengalaman. Di antaranya adalah dua pembicara utama, yaitu Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah dan Kepala Divisi Riset dan Pengembangan SEAQIS, Elly Herliani; serta 6 narasumber guru dari dalam dan luar negeri, yaitu Binar Kasih Sejati dari Darul Hikam Integrated School, Indonesia; Khairuddin, S.Pd., M.Pd dari SMA Negeri 1 Matangkuli Aceh Utara (Indonesia); Muhlis dari SMP Negeri 6 Makassar (Indonesia); Donna Lyn M Geronimo dari Camarines Sur National High School (Filipina); Mohd Azim Saidon dari SMK Taman Pelangi Indah, Ulu Tiram (Malaysia); dan Joey Ian Singson dari Bacolod City National High School (Filipina). Mereka berbagi wawasan terkait transformasi pendidikan melalui pemberdayaan guru.
Itje Chodidjah menegaskan bahwa seorang guru harus menjadi panutan atau ‘role models’ bagi seluruh warga sekolah termasuk siswa dan tenaga kependidikan di sekolahnya karena seorang guru dapat memberikan dampak terbesar terhadap hasil siswa. “Kepada guru, kita harus memberikan penghargaan dan penghormatan karena guru membentuk karakter, pengetahuan, dan nilai-nilai para siswa yang kelak akan menjadi bagian dari masyarakat,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Elly Herliani, menyoroti dari sisi Pendidikan Perubahan Iklim. Melalui pendidikan ini, guru dapat bertransformasi menjadi agen perubahan yang berperan dalam mengajarkan kesadaran lingkungan dan langkah-langkah keberlanjutan kepada generasi muda sehingga berkontribusi pada upaya menciptakan bumi yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Sebagai wadah berbagi pengalaman dan strategi, seminar ini diharapkan dapat membantu guru menghadapi tantangan pendidikan saat ini. Oleh karena itu, pemberdayaan guru melalui seminar ini menjadi langkah strategis dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik untuk mempersiapkan generasi masa depan yang unggul.
Seminar ini turut hadir perwakilan dari anggota DPR RI, Ferdiansyah dan Himmatul Aliyah; Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Temu Ismail; Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmadi Widdiharto; Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Putra Asga Elevri; Dr. Brian Arieska Pranata (SEAQIL); Zuhe Safitra, M.Pd. (SEAQIS); Dr. Sumardyono (SEAQIM); Yaya Sutarya (SEAMEO Regional Centre for Open and Distance Learning (SEAMOLEC)); Kepala BBGP D.I Yogyakarta, Adi Wijaya; Perwakilan Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Perwakilan Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Perwakilan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Perwakilan Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Perwakilan BBGP Jawa Barat, Perwakilan BGP Banten, 12 Tim Kerja Organisasi Profesi, Mitra Pembangunan, serta Dinas Pendidikan dari Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat secara luring.(Iwan)