Maluku, – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Balai Bahasa Provinsi Maluku menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Maluku Tahun 2024 di Lapangan Merdeka Ambon, Rabu (18/12). Festival tersebut merupakan tahapan terakhir dari kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) di lima kabupaten, yaitu Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, Buru, Seram Bagian Timur, dan Kepulauan Tanimbar. Program ini bertujuan untuk mempertahankan eksistensi bahasa daerah di Provinsi Maluku agar tidak punah.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz, menyaksikan langsung penampilan para peserta. “Malam ini menjadi saksi bahwa masa depan adalah milik mereka yang telah begitu semangat dan cerdas menunjukkan kompetensi dalam berbahasa daerah. Kita saksikan betapa mereka dari lima kabupaten yang ada di Maluku ini telah memberikan penampilan yang begitu apik dan mengesankan,” ungkap Aminudin.
Aminudin juga menyampaikan apresiasi kepada pihak yang berperan dalam menjadikan anak-anak sebagai penutur bahasa daerah. “Saya percaya ini adalah hasil kerja keras mereka, disertai bimbingan dari para guru dan para orang tua. Oleh karena itu, saya atas nama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh orang tua, guru, dan pembina yang telah melahirkan mereka menjadi para penutur bahasa daerah.”
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Kity Karenisa, melaporkan bahwa pada malam puncak FTBI 2024 hadir 70 anak penutur bahasa daerah dari lima kabupaten di Provinsi Maluku. Kity menyampaikan bahwa anak-anak ini menerima penghargaan atas kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa daerah. “Kita tahu bahwa identitas itu bagian penting dari masyarakat Maluku. Setiap tahun kita ingin mengingatkan kembali kebanggaan kita dalam keberhasilan melestarikan bahasa daerah,” ucap Kity.
*Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Maluku Tahun 2024*
Selama tahun 2022 s.d. 2024, Balai Bahasa Provinsi Maluku telah merevitalisasi sejumlah bahasa daerah yang meliputi bahasa Kei, bahasa Yamdena, bahasa Buru, bahasa Seran (Seram), dan bahasa Tarangan Barat. Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan karakteristik setiap daerah, di antaranya daya hidup bahasanya tergolong dalam kategori mengalami kemunduran, terancam punah, atau kritis, serta jumlah penutur dan sebaran wilayah tuturnya terbatas.
Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Maluku dilakukan untuk menguatkan penggunaan bahasa daerah. RBD juga menjadi cara untuk menghidupkan kembali hasrat dan minat penutur bahasa daerah untuk menggunakan bahasa daerah masing-masing.
Balai Bahasa Provinsi Maluku melaksanakan Festival Tunas Bahasa Ibu dengan tujuh mata lomba berbahasa daerah, yaitu menulis dan membaca puisi, menulis cerpen, berpidato, menyanyi, lawakan tunggal (stand up comedy), mendongeng, dan menulis surat. Tujuh mata lomba tersebut menghasilkan para pemenang FTBI tingkat kabupaten. Sebelumnya, tujuh kegiatan kreatif berbahasa daerah telah diajarkan kepada 329 pengajar utama dari lima kabupaten. Kemudian, para pengajar utama dibantu oleh Duta Bahasa Provinsi Maluku melakukan pembelajaran tujuh kegiatan kreatif tersebut kepada siswa sehingga berhasil mengimbas 29.149 orang.
Tahun ini, Balai Bahasa Provinsi Maluku mengusung tema “Merawat Bahasa Daerah dalam Bingkai Keluarga”. Tema ini sejalan dengan salah satu upaya Balai Bahasa Provinsi Maluku untuk mengajak seluruh masyarakat agar melestarikan bahasa daerah yang dimulai dari lingkungan keluarga. Bahasa daerah yang diperkenalkan sejak dini di dalam keluarga dapat menyelamatkan salah satu kekayaan Maluku pada masa depan. (Iwan)