Jakarta, – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Pemerintah Kabupaten Alor, NTT, melaksanakan program Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL). Program ini bertujuan menginventarisasi dan mendokumentasikan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) di Kabupaten Alor, mencatat 589 data terkait, termasuk manuskrip sejarah, tradisi lisan, serta pengetahuan tradisional terkait pangan lokal.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menekankan pentingnya pangan lokal sebagai bagian dari budaya dan identitas masyarakat Alor. “Pangan lokal bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan, tetapi juga identitas dan kebanggaan,” ujarnya. Program ini juga melibatkan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk komunitas Finbargo, untuk membahas optimalisasi pangan lokal.
Siswa-siswi SDN Hombol juga dilibatkan dalam kegiatan makan sehat berbasis pangan lokal. Acara ini dihadiri Pj Gubernur NTT dan pejabat terkait, dengan tujuan memperkenalkan generasi muda pada pentingnya konsumsi pangan lokal. “Dengan memahami dan memanfaatkan pangan lokal, kita menjaga ekosistem sekaligus membangun kemandirian berkelanjutan,” tambah Hilmar.
Program SLKL diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat kedaulatan pangan serta menjaga identitas budaya masyarakat Alor.(Iwan)