Bengkulu, – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah membuka secara resmi Press Release Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, di Aula BPS Provinsi Bengkulu, Senin (01/07).
Diketahui Press Release BRS BPS Provinsi Bengkulu kali ini menyampaikan data statistik terkait Indeks Harga Konsumen (IHK)/Inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP), Perkembangan Statistik Ekspor-Impor, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang dan Statistik Transportasi serta Profil Kemiskinan dan Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Provinsi Bengkulu Maret 2024.
Menurut Gubernur Rohidin, BRS yang disajikan BPS menjadi instrumen penting bagi pemerintah daerah di wilayah Bengkulu, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, sebagai bahan evaluasi program kerja pemerintah.
Sehingga evaluasi kinerja pemerintah daerah khususnya indikator ekonomi dan inflasi bisa terpantau dengan baik, supaya bisa melakukan tindak lanjut dan langkah strategis yang harus dilakukan, utamanya dalam hal menurunkan angka kemiskinan.
“Saya kira ini masih menjadi PR pemerintah daerah untuk menyusun program yang lebih jelas dan terarah bagaimana bisa berdampak signifikan bagi penurunan angka kemiskinan di Bengkulu,” jelas Gubernur Bengkulu lulusan terbaik UGM dan IPB ini.
Lanjut Gubernur Bengkulu ke-10 ini, yang juga penting dilakukan peningkatan kinerja dari BRS BPS Provinsi Bengkulu, yaitu bagaimana optimalkan neraca ekspor-impor.
“Jadi perlu didorong lagi semua komoditas Bengkulu itu keluar dari pintu ekspor Bengkulu salah satunya dari Pelabuhan Pulau Baai. Apalagi saat ini sudah tersedia memadai fasilitas peti kemas yang didukung bea cukai dan pihak lainnya,” imbuhnya.
Disampaikan Kepala Perwakilan BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal, dibandingkan Maret 2023 lalu, pada Maret 2024 angka kemiskinan tingkat Provinsi Bengkulu mengalami penurunan sebesar 0,48 persen. Di mana angka kemiskinan Bengkulu saat ini berada pada angka 13,56 persen.
“Angka ini menunjukkan keberhasilan cukup baik dari pemerintah daerah di Bengkulu dalam menurunkan angka kemiskinan. Di mana faktor penurunan angka kemiskinan ini dipengaruhi atas menurunnya angka inflasi, sehingga meningkatnya angka konsumsi masyarakat,” ungkapnya. (Iwan)