Bengkulu – Stasiun Klimatologi Bengkulu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Diskusi Dan Audiensi Media Bengkulu yang dibuka langsung oleh Kepala Stasiun Klimatologi Bengkulu, Klaus Johannes Apoh Damanik. Hadir juga dalam kegiatan ini Kepala Stasiun Geofisika Kepahiang Bengkulu Anton Sugiharto, S.Kom., Kepala Stasiun Meteorologi Bengkulu Tri Widiarto, S.Si., dan Kepala Basarnas Bengkulu M. Arafah.
Dalam sambutannya membuka kegiatan, Kepala Stasiun Klimatologi Bengkulu, Klaus Johannes Apoh Damanik mengatakan kegiatan diskusi dan audiensi ini sekaligus merupakan silaturahmi dari kami bersama rekan-rekan media dan radio amatir. “Kami berharap kolaborasi BMKG bersama dengan rekan-rekan media ke depan semakin baik.” kata Damanik dihadapan peserta diskusi dan audiensi, Jumat (30/12).
“Dalam hal ini kami meminta kepada media untuk dapat menyampaikan dan menyebarkan sejauh mana informasi dari BMKG sampai ke masyarakat dan itu adalah fungsi dari media.” lanjut Damanik.
Kepala Stasiun Geofisika Kepahiang Bengkulu Anton Sugiharto, S.Kom., menyampaikan bahwa kita berada di daerah rawan gempa oleh karena itu masyarakat harus meningkatkan edukasi dan mitigasi dalam menghadapi gempa bumi. “Selama tahun 2022 ini telah terjadi sebanyak 906 kali gempa dimana yang tertinggi adalah 6,8 magnitudo. Dibanding tahun 2021, jumlah gempa di tahun ini terjadi sedikit penurunan.” ujar Anton Sugiharto.
“Jangan percaya berita mengenai gempa dari sumber lain, kecuali informasi yang dikeluarkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).” imbuh Anton Sugiharto.
Kemudian Tri Widiarto, S.Si., selaku Kepala Stasiun Meteorologi Bengkulu mengungkapkan Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno bertugas memberi tiga informasi yakni informasi penerbangan, kemaritiman/perairan, dan publikasi.
“Saat ini penerbangan menggunakan data dari BMKG, untuk itu jika ada penerbangan pesawat delay (tunda) dikarenakan faktor cuaca, mohon kiranya masyarakat dapat memahami dan menerima serta sabar menunggu hingga cuaca baik kembali.” ungkap Tri Widiarto.
Dijelaskan oleh Tri Widiarto, wilayah Bengkulu memiliki potensi bencana hidrometeorologi cukup tinggi. “Menurut data BMKG pusat, cuaca ekstrem yang terjadi sekarang ini diperkirakan hingga 3 Januari 2023.” jelas Tri Widiarto.
“Kami memberikan informasi cuaca hingga ke setiap kecamatan, untuk itu diharapkan masyarakat dapat mengunggah (download) Info BMKG Bengkulu. Informasi yang diberikan selalui diperbarui (update) 24 jam.” jelas Tri Widiarto.
Sementara itu Kepala Basarnas Bengkulu M. Arafah menambahkan peran BMKG sangat berguna bagi stakeholder terkait, termasuk kami dari Basarnas.
“Peran BMKG sangat mendukung tugas Basarnas, seperti dalam hal pencarian korban atas musibah tenggelamnya kapal di laut.” tambah M. Arafah.
Diskusi dan Audiensi Media ini diselenggarakan di Aula Stasiun Klimatologi Bengkulu pada Jumat, 30 Desember 2022 yang diikuti oleh perwakilan media dan radio amatir. (Penulis : Hasnul Kasdi – Editor : Ahmad Nasti Nasution)