Banjarmasin, — Dalam rangka meninjau secara langsung implementasi dan capaian program Merdeka Belajar, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nunuk Suryani, melakukan kunjungan kerja ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, selama dua hari pada tanggal 9-10 Oktober 2024.
Pada hari pertama kunjungan kerjanya, Nunuk berkesempatan untuk berdialog dengan 500 guru penggerak se-provinsi Kalimantan Selatan. Dalam sambutannya, Nunuk menyampaikan apresiasi atas capaian program Merdeka Belajar yang ada di provinsi Kalimantan Selatan. “Saya bangga dan terharu karena melihat di Kalimantan Selatan ini capaian Merdeka Belajarnya luar biasa,” tutur Nunuk, Rabu (9/10).
Lebih lanjut, Nunuk menambahkan bahwa Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) berkomitmen untuk terus melakukan pengawalan terhadap keberlanjutan program yang memberikan dampak luas terhadap masyarakat.
Berdasarkan data capaian program prioritas Ditjen GTK untuk Provinsi Kalimantan Selatan, menunjukkan bahwa jumlah Guru Penggerak yang menjadi Kepala Sekolah mencapai 351 dan Guru Penggerak menjadi Pengawas Sekolah sejumlah 11 guru. Di samping itu, terdapat 13.879 guru di Kalimantan Selatan yang sudah lulus menjadi ASN PPPK pada periode 2021-2023. Data lain menunjukkan jumlah pengguna aktif Platform Merdeka Mengajar (PMM) dengan total 39.590 guru ASN baik itu PNS ataupun PPPK.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Liana Penny, menyampaikan terima kasih kepada Ditjen GTK Kemendikbudristek atas program-program yang telah diluncurkan, khususnya program Guru Penggerak. Ia mengungkapkan bahwa Guru Penggerak merupakan program yang paling ia rasakan manfaatnya. “Guru Penggerak ini keren, ketika dijadikan kepala sekolah mereka siap tempur untuk melakukan perubahan,” ujar Liana.
Mengutip slogan dari program Guru Penggerak “Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan”, Liana menambahkan bahwa para Guru Penggerak berhasil menggerakkan komunitas belajar, guru, siswa, orang tua, sehingga semua mampu berkolaborasi untuk memajukan satuan pendidikannya. “Kami berharap pada pemerintahan selanjutnya program Guru Penggerak terus dilanjutkan karena dampaknya luar biasa,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, dalam kesempatan terpisah turut menyampaikan dukungannya terhadap keberlanjutan program Merdeka Belajar. “Saya sangat mendukung, jadi apa yang sudah ada dilanjutkan karena ini (Merdeka Belajar) bagus sekali,” ungkapnya.
Pada hari kedua kunjungan kerjanya, Dirjen GTK meninjau SDN Paku Alam, salah satu sekolah di Kabupaten Banjar yang berada di tepi sungai Pinang. Peninjauan ini dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka berjalan di lapangan, khususnya di sekolah dengan suasana lingkungan yang berbeda seperti di SDN Paku Alam.
Kepala Sekolah SDN Paku Alam, Zainal Hakim, menyatakan bahwa sekolahnya telah menjalankan Kurikulum Merdeka selama dua tahun. Dalam Kurikulum Merdeka, guru didorong untuk lebih kreatif dan fleksibel dalam mengelola pembelajaran, termasuk memanfaatkan aset yang tersedia untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa. Zainal juga mengungkapkan bahwa dalam kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), para guru di sekolahnya memanfaatkan tanaman yang banyak ditemukan di tepi sungai sebagai bahan pembelajaran.
“Guru-guru kami membuat program kearifan lokal dengan memanfaatkan ilung dan tanaman bamban untuk dijadikan anyaman semacam souvenir seperti yang dijajakan di pasar terapung,” jelasnya.
Dalam kunjungannya ke SDN Paku Alam, Dirjen GTK juga membuka ruang dialog dengan para tenaga kependidikan di Kabupaten Banjar. Abdurahman, salah satu guru penggerak yang telah diangkat menjadi pengawas sekolah turut menceritakan praktik baik yang telah ia lakukan ketika mengikuti program Guru Penggerak.
Ketika menjadi guru, ia melaksanakan program kumpul kertas bekas yang kemudian dijual dan dimanfaatkan untuk melaksanakan P5 secara mandiri dengan tema gaya hidup berkelanjutan yang mengangkat topik taman ramah lingkungan. Ia memanfaatkan kekayaan alam yang ada di sekitar lokasi sekolah sebagai media ajar pada waktu menjalankan P5.
“Isu yang diangkat adalah kebersihan lingkungan karena hubungannya dengan sampah & erosi tanah. Mengingat halaman sekolah berada di pinggir sungai yang sedikit demi sedikit terjadi pengikisan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Abdurahman menyampaikan harapannya terhadap program Guru Penggerak agar terus dilanjutkan karena sudah terbukti memberikan perubahan terhadap kualitas pembelajaran yang ada di sekolah.(Iwan)