Alaku
Alaku

Urgensi Generasi Muda Berkontribusi dalam Pengembangan Bahasa Indonesia

Cloud Hosting Indonesia

Jakarta, – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Pengembangan dan Pelindungan (Pusbanglin) Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), terus mengembangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Melalui Diseminasi KBBI Kemitraan dengan Komisi X DPR RI, Badan Bahasa berupaya untuk memastikan bahwa bahasa Indonesia tetap menjadi komunikasi, pendidikan, dan ekspresi budaya yang kuat di Indonesia.

Kepala Pusbanglin, Imam Budi Utomo menyampaikan bahwa urgensi pengembangan KBBI karena merupakan sumber daya pendidikan yang sangat berharga bagi siswa, pendidik, dan peneliti, yang menyediakan referensi yang otoritatif bagi mereka untuk memahami kosakata bahasa Indonesia yang terus berkembang. Selain itu, KBBI juga dapat meningkatkan komunikasi di antara penutur bahasa Indonesia, sehingga memungkinkan percakapan yang lebih tepat dan ekspresif.

Menurut Imam, kekayaan bahasa Indonesia harus tetap terpelihara dan dikembangkan dengan menggabungkan kata-kata dan ungkapan baru yang muncul dari berbagai ranah kehidupan, termasuk teknologi, sains, dan budaya populer. “Sebab, bahasa Indonesia secara resmi telah ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-10 dalam Sidang Umum UNESCO. Oleh karena itu, sebagai bahasa internasional, kosakatanya harus kaya,” jelasnya di Jakarta, Selasa (17/9).

Adapun perkembangan entri KBBI sejak pertama kali pada tahun 1988 sebanyak 62 ribu entri, KBBI II tahun 1991 sebanyak 72 ribu entri, KBBI III tahun 2001 sebanyak 78 ribu entri, KBBI IV tahun 2008 sebanyak 90 ribu entri, KBBI V tahun 2016 sebanyak 112 ribu entri, KBBI VI tahun 2023 sebanyak 120 ribu entri, serta KBBI tahun 2024 ditargetkan sebanyak 200 ribu entri. “Semoga tahun ini tercapai,” harapnya.

Selain KBBI, terdapat tiga program prioritas Badan Bahasa lainnya yaitu internasionalisasi bahasa Indonesia, literasi kebahasaan dan kesastraan, serta pelindungan bahasa dan sastra. Dalam menyukseskan berbagai program tersebut, Badan Bahasa merangkul dan berkolaborasi dengan generasi muda melalui Duta Bahasa serta menggandeng komunitas sastra. Imam menyebut, hingga saat ini sudah ada ribuan Duta Bahasa yang tersebar di berbagai provinsi. Kepada generasi muda ia berpesan, “Kalian adalah jembatan kami (Badan Bahasa) untuk berbicara tentang bahasa dan sastra,” tutur Imam.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan menekankan peran generasi muda untuk berkontribusi aktif dalam pengembangan bahasa Indonesia khususnya pemanfaatan KBBI secara lebih luas. Ia menyampaikan bahwa bahasa Indonesia dari sisi kebijakan adalah identitas. Oleh karena itu, ketika menjadi identitas maka harus nampak secara jelas kebermanfaatannya.

“Kalian harus bangga dan kami titip bahasa Indonesia karena ini adalah identitas bangsa dan kalian adalah pemain utama dalam mengembangkannya. Maka ketika bicara diseminasi seperti sekarang ini, kita perlu merangkul anak-anak muda untuk terlibat secara aktif,” ujarnya.

Cici, perwakilan dari mahasiswa Universitas Indraprasta, Jakarta, mengajak pemuda dan pemudi untuk berkontribusi menggunakan dan mengembangkan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan. “Mari, kita gunakan bahasa Indonesia lebih masif lagi di ruang publik. Sebab, kalau bukan kita sebagai generasi muda, siapa lagi,” tutup Cici.

Berikutnya, mahasiswi Tyzar, semester 7 dari Universitas Bung Karno, Jakarta, menilai penting untuk mempelajari dan mengembangkan bahasa Indonesia di era digital seperti sekarang. Sebab, sebagai identitas bangsa, generasi penerus juga harus tahu menggunakan bahasa Indonesai dengan baik, benar dan sesuai konteksnya. “Saat ini anak muda lebih banyak menggunakan bahasa gaul dan campuran bahasa Inggris terutama saat berkumpul dengan teman sebaya,” ungkapnya.

Beberapa hal kecil yang bisa dilakukan dan dibiasakan adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik ketika menulis caption di media sosial. Lalu, unggah konten sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar. “Dengan begitu, kita bisa berkontribusi melestarikan bahasa Indonesia dalam keseharian kita,” jelasnya.

“Sebagai generasi muda perlu menggunakan bahasa Indonesia yang baik sebagai sarana berkomunikasi agar bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai identitas bangsa di tingkat nasional maupun internasional,” tutup Tyzar.(Iwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *