Bengkulu, – Selain dialami oleh orang dewasa, obesitas juga mengintai pada anak-anak dan juga remaja lho. Menurut Kolaborasi Faktor Risiko NCD (NCD-RisC) per 2024/3/1, angka obesitas pada kategori anak laki-laki di Indonesia mencapai 11,26% dan anak perempuan 10,30% pada periode yang sama.
Obesitas lepas dari pola hidup yang tidak sehat, dari gaya hidup yang kurang gerak atau gaya hidup yang cenderung terlalu malas bergerak alias Mager, mengonsumsi makanan yang memiliki kadar gula dan lemak tinggi, bangun larut malam dapat mengganggu ritme jam biologis tubuh hingga menyebabkan perubahan hormonal yang mengganggu kerja insulin.
Melansir dari laman Kontan.id, Obesitas dapat menyebabkan perubahan hormonal yang menyebabkan obesitas.Obesitas dapat menyebabkan perubahan hormonal yang menyebabkan obesitas.
Selain itu, mengonsumsi es kopi susu dengan gula aren yang menjadi tren di Generasi z juga bisa memicu kenaikan berat badan. Apalagi jika dikonsumsi terus menerus setiap hari.
Menurut Kementerian Kesehatan, obesitas juga dapat meningkatkan risiko masalah dengan berbagai penyakit serius lainnya, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Hal ini sejalan dengan jumlah pembayaran jaminan kesehatan yang diterima Allianz Life Indonesia selama periode semester 1 tahun 2024, dengan 1.499 klaim penyakit jantung, 1.161 untuk stroke, dan 898 untuk diabetes.
dr. Elva Septilliana, Customer Claims Experience Manager, mengatakan jika kebiasaan ini terus berlanjut, tidak hanya akan berdampak pada obesitas, tetapi juga meningkatkan risiko berbagai penyakit penting lainnya, mulai dari diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Keadaan penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh ini disebabkan karena tubuh menerima asupan kalori yang lebih besar daripada asupan kalori yang dikonsumsi dalam waktu yang lama.
dr. Elva Septiruliana yang juga merupakan salah satu dokter Allianz dan aktif melakukan kegiatan lari marathon baik di dalam maupun di luar negeri serta menjaga asupan makanan yang bergizi, menjelaskan bahwa pencegahan obesitas di usia muda sangat dimungkinkan dengan menerapkan pola hidup sehat yang dapat dilakukan secara mandiri, antara lain:
Menyesuaikan pola makan
Alihkan konsumsi makanan olahan dan tinggi gula ke makanan berserat tinggi yang membantu mengontrol penyerapan gula darah, pilih protein rendah lemak, dan pilih makanan dengan indeks glikemik rendah untuk menstabilkan kadar gula darah.
Misalnya dengan mengonsumsi protein rendah lemak, biji-bijian utuh, sayuran hijau, produk biji-bijian utuh, dan air mineral sebagai minuman utama.
Kontrol porsi makan
Perhatikan ukuran porsi makan agar tidak makan berlebihan. Makan makanan sehat dalam porsi kecil seringkali membantu mengontrol kadar gula darah.
Sebaliknya, makan banyak makanan sekaligus dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jangan langsung berbaring atau tertidur setelah makan. Sebelum berbaring atau tidur, tunggu 2-3 jam setelah makan.
Lakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik secara teratur dengan intensitas sedang akan membantu menjaga berat badan minimal 1 hari 30 menit atau 150 menit seminggu.
Hindari merokok atau minum alkohol
Menghindari dan bahkan menghentikan 2 kebiasaan ini merupakan faktor penting dalam menurunkan berat badan dan mencegah risiko berbagai penyakit serius lainnya seperti obesitas dan penyakit jantung.
Istirahat yang cukup
Selain mengonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan kalori tubuh, kualitas tidur yang buruk juga dapat meningkatkan risiko obesitas. Untuk itu, usahakan tidur minimal 6-7 jam setiap malam.
Konsultasi ke dokter spesialis kesehatan
Memperhatikan indeks massa tubuh (IMT) sangat penting dilakukan untuk mengetahui status gizi dari hasil perbandingan berat badan dan tinggi badan.
Jika BMI Anda melebihi batas atas, Anda harus berkonsultasi dengan ahli kesehatan untuk mendapatkan arah yang benar.(Iwan/KW)