Bengkulu, – Se-Indonesia, ada 10 kabupaten/kota yang direlease oleh BPS mengalami kenaikan IPH (Indeks Perkembangan Harga) tertinggi. Dua daerah diantaranya ada di Provinsi Bengkulu, namun bukan Kota Bengkulu melainkan Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma.
Ini dibeberkan oleh Pudji Ismartini selaku Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS saat mempresentasikan terkait inflasi tahunan (y to d) dalam rakor inflasi melalui zoom bersama Plt sekjen Kemendagri Tomsi, dan seluruh kepala daerah termasuk Pj Walikota Bengkulu Arif Gunadi yang mengikuti zoom dari ruang Monitoring Center Diskominfo.
Turut hadir mengikuti zoom mendampingi Pj walikota, Staf Ahli Walikota Rosminiarty, Asisten II Sehmi, Kepala Inspektorat Eka Rika Rino, Kadis Kominfo Gitagama, kadis Pertanian Adriansyah.
Pudji menyampaikan, ada 10 kabupaten/kota se-Indonesia dengan kenaikan IPH tertinggi, dua diantaranya adalah Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu dengan perubahan IPH 3,76 dan Kabupaten Seluma dengan perubahan IPH 1,66
Pada kesempatan itu, Pudji juga menyampaikan harga-harga yang mengalami kenaikan, diantaranya harga bawang merah s/d minggu pertama November naik sebesar 11,26 %, dibandingkan Oktober 2024, harga daging ayam ras naik 1,83 persen, harga bawang putih naik sebesar 0,90.
Dalam rakor itu dibahas juga terkait Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditekankan oleh Plt sekjen Kemendagri Tomsi. Ia mengatakan HET ini harus segera diatasi.
“Ada beberapa penekanan dan harus difokuskan, kita nemiliki harga eceran tertinggi (HET). Bagaimana kita bisa mengatasinya,” kata Tomsi.
Berdasarkan data yang dibeberkan oleh Bapanas yang juga ikut dalam rakor tersebut, memang ada banyak provinsi yang dengan harga tertinggi, (tidak termasuk Provinsi Bengkulu). Diantaranya Papua Tengah, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Selatan dan lainnya.
Terkait inflasi, pada rakor itu juga dibeberkan bahwa pada Oktober 2024 secara bulanan Infonesia mengalami infladi sebesar 0,08 % setelah lima bulan sebelumnya deflasi.
Dibandingkan dengan akhir tahun lalu, pada Oktober ini inflasi tahun kalender sebesar 0.82 %. Komponen inti selalu mengalami inflasi dari awal tahun secara bulanan. Pada Oktober inflasi sebesar0,22%. Dibanding akhir tahun lalu, inflasi tahun kalender sebesar 1,91%.
Komponen harga diatur pemerintah pada Oktober kembali mengalami deflasi yaitu sebesar 0,25%.Dibanding akhir tahun lalu, komponen harga diatur pemerintah masih inflasi yaitu sebesar 0,42% (y-to-d).
Komponen bergejolak mengalami deflasi 7 bulan berturut-turut dari April, namun pada Oktober deflasi melemah yaitu sebesar 0,119%. Dibanding akhir tahun lalu, komponen bergejolak deflasi sebesar 2,92%.
Komoditas yang sering memberikan andil inflasi bulanan Januari-Oktober 2024 antara lain sigaret kretek mesin (SKM), emas perhiasan, kopi bubuk, daging ayam ras, ikan segar, beras dan bawangmerah.
Sedangkan komoditas yang sering memberikan andil deflasi bulanan Januari-Oktober 2024 antara lain tomat, cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, daging ayam ras, dan tarif angkutan udara.(**/Rls)