Alaku
Alaku

KBP Gelar DKT Penyusunan Modul Pembelajaran Bahasa Daerah

Kepala KBP Bengkulu saat memantau DKT, Sabtu (25/3). Foto - Hasnul Kasdi Radar Informasi News.Com
Cloud Hosting Indonesia

Bengkulu – Kantor Bahasa Provinsi (KBP) Bengkulu mengadakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Penyusunan Modul Pembelajaran Bahasa Daerah Revitalisasi
Bahasa Daerah (RBD) di Provinsi Bengkulu Tahun 2023 yang merupakan tahapan
lanjutan dari rangkaian RBD yang dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu. Kegiatan ini digelar selama tiga hari, dari 24-26 Maret 2023 di Hotel Madeline, Lingkar Barat, Kota Bengkulu.

Kepala KBP Bengkulu, Dwi Laily Sukmawati, S.Pd., M.Hum., langsung membuka kegiatan secara resmi yang didampingi oleh Koordinator KKLP Pelindungan dan Pemodernan Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Ferdiana Angraini, S.S.

“Melalui kegiatan ini kami berharap akan tersusun modul pembelajaran bahasa
daerah yang nantinya bisa digunakan oleh para guru master untuk mengajarkan bahasa daerah dalam bentuk tujuh mata lomba yang akan diajarkan pada tunas bahasa ibu, yaitu menulis cerpen, menulis dan membaca puisi, mendongeng, berpidato, komedi tunggal, membaca dan
menulis aksara kaganga, dan seni tutur.” kata Zainal Arifin Nugraha selaku Ketua Panitia, Sabtu (25/3).

Dalam sambutannya saat membuka acara Kepala KBP Bengkulu Dwi Laily Sukmawati yang akrab disapa Lely menyampaikan
harapannya agar kegiatan ini dapat mendukung kegiatan RBD untuk menghasilkan tunas bahasa ibu (generasi muda) yang mahir menggunakan bahasa daerah.

“Kami berharap agar bahasa daerah bisa masuk dalam kurikulum sekolah, baik dalam bentuk mata pelajaran muatan lokal maupun dalam bentuk ekstrakulikuler.” sampai Lely.

Selanjutnya dikatakan Kepala KBP Bengkulu, Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) merupakan salah satu program unggulan Badan Bahasa yang juga menjadi salah satu fokus penting program Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti). “Program RBD diwadahi dalam satu episode khusus Merdeka Belajar yaitu pada episode 17. Program RBD merupakan upaya nyata pemerintah dalam menanggapi isu kepunahan bahasa daerah, tidak terkecuali di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan penelitian vitalitas bahasa yang telah dilakukan terhadap bahasa-bahasa di Provinsi Bengkulu (Wibowo, 2022:59-61), tiga bahasa besar di Provinsi Bengkulu menghadapi ancaman krisis apabila tidak segera dilakukan mitigasi. Tiga bahasa
besar tersebut adalah bahasa Rejang, bahasa Enggano, dan bahasa Bengkulu (bahasa Melayu Tengah) yang terdiri dari sembilan variasi dialek,” kata Lely.

“Hasil pemetaan menunjukkan bahwa bahasa Bengkulu termasuk dalam kategori aman (safe), bahasa Rejang masuk ke dalam kategori mulai terancam punah (disappearing), dan bahasa Enggano dengan kondisi yang paling memprihatinkan masuk kedalam kategori mulai terancam punah (disappearing),” lanjut Lely.

Kemudian disampaikan Lely, kondisi tiap
bahasa yang berbeda-beda tersebut tentu membutuhkan perlakuan revitalisasi yang berbeda.

“Terdapat tiga model RBD yang akan diterapkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing bahasa, yaitu Model A, Model B, dan Model C. Berdasarkan kondisinya, bahasa Rejang dan
bahasa Bengkulu akan direvitalisasi dengan menggunakan Model B sedangkan bahasa Enggano akan direvitalisasi dengan menggunakan Model C,” sampai Lely.

Ditambahkan Lely, program RBD akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, meliputi (1) Koordinasi dan Rapat Koordinasi (2) Diskusi Kelompok Terpumpun; (3) Pelatihan Guru Master; (4)
Pengimbasan dan Pelatihan; (5) Evaluasi dan Pengawasan; (6) Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat kabupaten dan Provinsi.

“Saat ini cita-cita besar KBP Bengkulu untuk menyelamatkan bahasa daerah melalui RBD membutuhkan kolaborasi, sinergi, dan dukungan dari pemerintah daerah dan seluruh pemerhati bahasa di Provinsi Bengkulu. Oleh karena itu, diperlukan kesamaan visi, misi, dan semangat agar dapat menjalankan Program RBD hingga mencapai tujuan yang maksimal,” ucap Lely.

Tampil sebagai narasumber dalam kegiatan ini sekaligus Ketua Penyusunan Modul Pembelajaran yakni Prof. Dr. Sarwit Sarwono, M.Hum., dengan Ketua Panitia Kegiatan, Zainal Arifin Nugraha, S.S., dimana kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta yang merupakan perwakilan dari guru, akademisi, sastrawan, maestro, budayawan, dan komunitas adat yang ada di Provinsi Bengkulu.(HKS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *