Bengkulu, – Pertama-tama, kita ucapkan apresiasi kita kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kinerja luar biasa yang dilakukan KPK dalam beberapa hari belakangan ini. Kejahatan dalam proses PEMILU dan PILKADA, seumpama pemerasan pegawai publik, penyalahgunaan wewenang, serta berbagai tindakan melawan hukum lain yang dimaksudkan demi meraih kemenangan politik, adalah hal yang harus kita perangi bersama.
Namun, perlu kita garis bawahi pula, bahwa kejahatan semacam penyalahgunaan wewenang ini merupakan penyakit yang telah menjadi struktural, masif dan telah mengakar di kalangan aristokrat Indonesia.
Dan telah menjangkiti berbagai lapisan, multi level dan multi sektoral di ruang publik. Oleh karena itu, tentu kita sangat menantikan langkah konkret berikutnya dari KPK, baik tingkat kota dan maupun kabupaten di Provinsi Bengkulu, maupun daerah lainnya. Dengan demikian, KPK dapat dinilai sebagai lembaga yang objektif oleh masyarakat. Jika tidak, tentu anggapan KPK sebagai “Budak Pesanan” yang bisa dipergunakan sebagai alat untuk memukul lawan politik tentu bisa saja muncul ditengah masyarakat.
Sebagai masyarakat Bengkulu, daya pribadi mengharapkan bahwa kasus ini bisa menyentuh hati oknum di kalangan masyarakat yang masih mengharapkan amplop dalam setiap perhelatan politik. Semoga dapat terketuk pintu hatinya melihat kasus-kasus korupsi dalam perhelatan PILKADA semacam ini.
Sebab, Kita harus jujur mengakui bahwa akar permasalahan ini, salah satunya berasal dari upaya dari sebagian kaum “Aristokrat” untuk mempertahankan kekuasaannya dengan memenuhi ekspektasi masyarakat di detik-detik menjelang pencoblosan. Ini adalah lingkaran setan yang harus kita putus sebagai tanda keberpihakan kita, dalam pengibaran panji perang akbar melawan korupsi di Indonesia.
Mari kita mulai, dari pribadi kita maupun keluarga, dengan menolak segala bentuk perilaku koruptif.
Sesederhana dengan menolak untuk menerima ataupun memilih kandidat yang menawarkan amplop sogokan menjelang hari pencoblosan. Yakinlah, langkah kecil ini adalah bentuk keberpihakan kita terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia.
Sebab biaya politik yang besar, tentu akan memicu para oknum pelakunya untuk mengembalikan modal mereka setelah berhasil menjabat. Dan biaya besar dalam pesta demokrasi pula, akan memicu para pertahana, untuk melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan modal demi mempertahankan kekuasaannya.
Semoga kasus-kasus yang terungkap menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.
Harapan kami, KPK dapat terus meningkatkan kinerjanya, semakin kuat dengan kepemimpinan yang baru ini.
Semoga KPK bisa mengungkap lebih banyak kasus serupa di seluruh pemerintahan daerah di Indonesia. Kami percaya bahwa KPK diisi oleh orang-orang berintegritas yang mampu membongkar kejahatan semacam ini, baik di Bengkulu maupun di provinsi, kota, maupun kabupaten lainnya di Indonesia. Cegah Korupsi, dimulai dari tindakan kecil pada diri kita, keluarga kita, dan orang-orang terdekat kita.(**)