Bengkulu, – Senator Bengkulu, H. Ahmad Kanedi, SH, MH, yang akrab disapa Bang Ken, menegaskan kembali pentingnya melestarikan status Bengkulu sebagai Kota Pusaka dalam sebuah diskusi terbuka. Acara tersebut dilaksanakan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Menguatkan Kembali Bengkulu Kota Pusaka dan Merawat Sejarah,” yang dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat, sejarawan, dan tokoh adat, Senin (12/8)
Dalam kesempatan tersebut, Bang Ken menekankan bahwa seiring dengan perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur, perhatian terhadap sejarah dan warisan budaya Bengkulu harus terus dipertahankan. Ia menyoroti bahwa meskipun ada perubahan besar dalam tata kelola pemerintahan, hal tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk melupakan peran penting Bengkulu dalam sejarah Indonesia, khususnya sebagai daerah yang menjadi tempat bersejarah dalam perajutan bendera pusaka Merah Putih.
Menurut Bang Ken, status Kota Pusaka yang disandang Bengkulu merupakan bukti nyata bahwa kota ini memiliki nilai sejarah yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Kota Bengkulu dikenal sebagai tempat bersejarah, salah satunya adalah sebagai lokasi pengasingan Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan Indonesia, yang selama masa pengasingannya merancang strategi perjuangan kemerdekaan. Selain itu, Bengkulu juga dikenal sebagai tempat pertemuan antara Bung Karno dengan Fatmawati, yang kemudian menjahit Bendera Merah Putih pertama sebagai simbol kemerdekaan Indonesia.
“Mengingat Bengkulu sebagai Kota Pusaka bukan hanya tentang menjaga bangunan-bangunan tua atau situs sejarah, tetapi juga merawat nilai-nilai kebangsaan yang lahir dari kota ini,” ujar Bang Ken. Ia menambahkan bahwa penting bagi seluruh elemen masyarakat Bengkulu, terutama generasi muda, untuk terus mempelajari dan menghargai sejarah yang ada, agar semangat perjuangan dan nasionalisme tetap terjaga.
Bang Ken juga mengingatkan bahwa dengan adanya perpindahan IKN, ada kemungkinan beberapa daerah akan teralihkan perhatiannya dari aspek-aspek sejarah yang penting. Namun, ia berpesan agar pemerintah daerah Bengkulu tetap fokus pada upaya pelestarian budaya dan sejarah kota ini. Ia menekankan bahwa perhatian yang lebih besar harus diberikan pada pelestarian bangunan-bangunan bersejarah, serta memperkuat nilai-nilai sejarah dalam kurikulum pendidikan lokal.
Selain itu, dalam FGD tersebut juga dibahas tentang pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga status Bengkulu sebagai Kota Pusaka. Bang Ken mengusulkan agar pemerintah daerah dapat menyusun program-program khusus yang bertujuan untuk merawat dan mengembangkan potensi sejarah dan budaya di Bengkulu. Program-program tersebut dapat mencakup restorasi bangunan bersejarah, penyelenggaraan festival budaya, hingga pengembangan pariwisata berbasis sejarah yang dapat menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara.
Di akhir diskusi, Bang Ken mengajak seluruh masyarakat Bengkulu untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan warisan sejarah yang ada di kota ini. “Bengkulu memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Kita tidak boleh melupakan itu. Sejarah yang kita miliki adalah identitas dan kebanggaan kita sebagai orang Bengkulu dan sebagai bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Dengan adanya kegiatan FGD ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan sejarah Bengkulu semakin kuat, sehingga status Kota Pusaka yang disandang Bengkulu tidak hanya menjadi gelar semata, tetapi juga menjadi bagian penting dari identitas kota dan masyarakatnya.(Iwan)