Bengkulu, – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional bersama Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia menggelar monitoring visit Program Inklusi di Kota Bengkulu dan Kabupaten Rejang Lebong.
Berlangsung di kantor Lurah Sawar Lebar, Senin (14/4/25), monitoring dan evaluasi ini dihadiri Direktur KPAPO Bappenas Raden Rara Rita Erawati, jajaran KPAPO Bappenas, Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan Kementerian PPPA RI Ciput Eka Purwanti, Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pemenuhan Hak Anak Wilayah II Eko Novi Ariyanti Rahayu Damayanti, Perwakilan DFAT Australia, Para Asisten Pemkot, Pemkab Rejang Lebong, Kepala OPD Pemkot dan Pemkot, Camat, Lurah dan pihak terkait lainnya.
Pada kesempatan ini, Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi bersama Wakil Walikota Ronny PL Tobing memastikan kaum difabel di Kota Bengkulu mendapat perhatian lebih dan hak yang sama tanpa ada perbedaan sejalan dengan program Inklusi Sigab dan Solider yang didesain untuk mendorong dan meningkatkan pemenuhan hak difabel.
Sejauh ini, Pemerintah Kota Bengkulu telah melakukan berbagai upaya untuk memperhatikan kaum difabel seperti komitmen pemenuhan hak atas pekerjaan bagi mereka di Kota Bengkulu.
Kemudian, di Kota Bengkulu, kaum difabel menjadi prioritas utama apalagi menyangkut hal pelayanan.
Pemerintah berkomitmen memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Siapapun itu, jika tinggal di Kota Bengkulu mereka berhak bahagia dan merasakan program pemerintah.
“Kita pastikan memberi hak yang sama kepada saudara kita yang memiliki keterbatasan fisik. Ada keterbatasan penglihatan, pendengaran, maka jangan pernah kita membedakan karena kita adalah ciptaan Tuhan,” terangnya.
“Mereka tentu tidak menghendaki kondisi yang sekarang. Maka dari itu, kita yang Allah berikan kondisi normal seperti ini harus memperhatikan mereka, jangan sampai mereka merasa terasingkan,” imbuhnya.
Ke depannya, Pemerintah juga akan melakukan berbagai upaya agar para kaum difabel terus merasa mendapatkan perhatian lebih.
“Nanti ruang publik juga kita siapkan, kita akan bangun trotoar, trotoar itu harus ramah difabel. Kita menciptakan fasilitas publik yang lain juga harus ramah terhadap difabel, bagaimana kursi roda itu bisa naik, bagaimana mereka punya keterbatasan penglihatan itu bisa ikut bergabung merasakan fasilitas publik. Jadi kita (pemerintah, red) harus care terhadap mereka,” jelas Dedy.
Dedy juga membeberkan saat berjuang pada pencalonan Kepala Daerah bersama Wawali Ronny. Ia telah membuktikan memberi perhatian lebih kepada para kaum difabel, karena saat itu timnya juga berisikan kaum difabel.
“Ketika kami berjuang dahulu dengan Ronny. Tim kami juga ada kaum difabel. Mereka punya tim khusus yang kita beri ruang yang sama dan kami juga buktikan mereka sebagian sudah kita arahkan untuk bekerja di tempat yang sudah memang mereka pantas bekerja,” tuturnya.
Intinya, pemerintah berkomitmen untuk memperhatikan para kaum difabel di Kota Bengkulu melalui berbagai intervensi yang ada. Sehingga visi-misi menghadirkan kebahagiaan di tengah masyarakat itu terwujud dan semua masyarakat merasakannya, termasuk para kaum difabel. (Iwan/**)