Dukung Entaskan Stunting, HKTI Siap Kolaborasi
Ketahanan Pangan dan Gizi Penting, HKTI Ajak Mulai Gerakan
Bengkulu – Meskipun masih ditengah wabah pandemi Covid-19 yang kita bertransformasi menjadi Omicron. Namun investasi di bidang gizi merupakan bentuk investasi pintar dan paling menguntungkan karena dapat menghasilkan keuntungan hingga 30 kali lipat. Itulah alasan nya, mengapa investasi di bidang gizi merupakan smart investment. Hal ini seperti diungkapkan oleh Sekretaris DPD HKTI Provinsi Bengkulu Zulfadli Manan, dimana menurutnya akar masalahnya adalah apakah para pengambil kebijakan di bidang gizi sudah memahami betapa penting asupan gizi bagi pembangunan generasi mendatang. “Nilai investasi di sektor gizi dan nutrisi akan terus meningkat, khususnya bila ditujukan pada hal yang berdampak tinggi dan berpeluang menambah kualitas hidup. Dengan kata lain, dalam pembangunan, kekuatan imun tubuh, intervensi gizi adalah intervensi yang paling efektif dari segi biaya. Inilah yang mendorong terbentuknya Gerakan Percepatan Perbaikan Gizi atau SUN Movement,” ungkap pria yang akrab disapa Fadli ini, kemarin (26/2).
Perbaikan gizi masyarakat, bukan hanya menjadi beban Pemerintah. Dalam hal ini, Pemerintah lebih memerankan diri selaku “prime mover” atas kebijakan dan strategi yang diterapkan. Justru yang lebih utama lagi adalah bagaimana keberadaan pentahelix dalam membangun gerakan perbaikan gizi masyarakat itu sendiri. Disini, semangat sinergitas dan kolaborasi menjadi titik kuat dalam menciptakan pola gerakan yang berkelanjutan. “Hal ini juga sudah pernah saya sampaikan dan diskusikan dengan Dewan Pakar HKTI Provinsi Pak Dr Yulfiperius, juga dengan Ketua HKTI Provinsi Dang Edi Tiger. Serta sudah kita bahas bersama Ketua DPC HKTI Kota Bengkulu dan kawan-kawan saat di sekretariat HKTI Kota kemarin malam, dan kita sepakat bahwa perbaikan gizi ini perlu dimulai karena juga sejalan dengan program pemerintah dimana Pak Gubernur Rohidin beliau cukup konsen dalam persoalan stunting,” terang Fadli.
Dilanjutkan oleh Fadli, Kolaborasi untuk perbaikan gizi, selayak nya dikemas dalam sebuah gerakan dan tidak dalam bentuk keproyekan, yang biasa nya dibatasi oleh kurun waktu tertentu. Sebagai gerakan pentahelix (pemerintahan, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media), kolaborasi perbaikan gizi masyarakat, memang perlu dibangun lewat sistem yang utuh, terukur dan komprehensif. Sebagai sistem, tentu harus mempertimbangkan aspek hulu hingga hilir.
“Adapun upaya merajut Ketahanan Pangan dan Gizi dalam sebuah regulasi setingkat Peraturan Pemerintah, hal ini membuktikan, persoalan pangan dan gizi adalah dua hal yang tidak boleh dipisahkan. Bila bangsa ini ingin memiliki ketahanan pangan yang kokoh, maka salah satu faktor pendukung nya, harus dibarengi dengan ketahanan gizi yang berkualitas. Itu sebab nya, ketahanan pangan dan ketahanan gizi, menjadi hal yang sangat mendasar untuk digarap,” pungkas Fadli.
Ditambahkan Ketua DPC HKTI Kota Bengkulu Supratman S.Sos,M.Si bahwa untuk ketahanan pangan dan ketahanan gizi ini memang jangan hanya dibahas,namun harus ada gerakan yang dibangun, “Jadi ayo kita sama-sama memulai gerakan ketahanan pangan sekaligus ketahanan gizi. Kami dari HKTI siap berkolaborasi baik dengan pemerintah, maupun universitas perguruan tinggi yang ada untuk mendukung suksesi program ketahanan gizi ini,” Tambah Ketua DPC HKTI Kota Bengkulu yang akrab dipanggil Iwan ini.(09)