Oleh: Handi Rustandi
Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar Kelas Kerjasama 2024
Bengkulu, – Di Indonesia penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi. Menurut Kemenkes penderita penyakit ginjal di Indonesia mencapai lebih dari 700.000 orang. Pada tahun 2023 terdapat 1,5 juta penderita gagal ginjal yang menelan biaya 2,92 triliun rupiah, dan apabila tidak terkontrol akan meningkatkan biaya tiap tahunnya karena meningkatnya jumlah penderita. Setiap 14 Maret diperingati sebagai Hari Ginjal Sedunia menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ginjal, pencegahan dan bagaimana hidup dengan penyakit ginjal.
Gagal ginjal kronik merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Angka Kejadian Insiden penyakit gagal ginjal kronik meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah pasien dengan gagal ginjal kronik menyebabkan kenaikan jumlah pasien yang menjalani hemodialisis. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2019 pasien gagal ginjal kronis di dunia berjumlah 15% dari populasi dan telah menyebabkan 1,2 juta kasus kematian. Data pada tahun 2020, jumlah kasus kematian akibat gagal ginjal kronis sebanyak 254.028 kasus. Serta data pada tahun 2021 sebanyak lebih 843,6 juta, dan diperkirakan jumlah kematian akibat gagal ginjal kronis akan meningkat mencapai 41,5% pada tahun 2040. Angka yang tinggi ini menunjukkan bahwa gagal ginjal kronis menempati urutan ke-12 diantara semua penyebab kematian (WHO, 2021)Pemerintah sendiri telah menggalakan gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit gagal ginjal.
Penderita gagal ginjal kronis biasanya mengeluhkan beberapa gejala-gejala yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Gejala yang muncul diantaranya adalah merasa mudah lelah, gatal-gatal, terdapat cairan yang menumpuk di kaki atau tangan, sesak napas, tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Tentunya hal tersebut dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari.
Salah satu terapi pengganti ginjal adalah hemodialisa. Hemodialisa atau sering disebut dengan cuci darah adalah proses pembersihan darah dari sampah sisa metabolisme dan cairan yang berlebih oleh bantuan ginjal buatan dan mesin hemodialisa. Durasi hemodialisa antara 4 sampai 5 jam, dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu.
Kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa perlu diperhatikan. Diharapkan dengan kualitas hidup yang baik, akan mengurangi gejala gagal ginjal kronis, memperpanjang usia harapan hidup dan menurunkan beban biaya perawatan. Beberapa cara untuk meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemiodialisa adalah pastikan dosis HD yang tepat. Dosis HD yang tepat dapat dilihat dari pasien mencapai berat badan kering dan pasien tidak mengalami sindrom uremikum
Pasien gagal ginjal kronis (GGK) yang menjalani terapi hemodialisa sering menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi kualitas hidup mereka. Mengingat pentingnya pendekatan holistik dalam perawatan pasien, berikut adalah empat cara yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
1. Pendidikan dan Informasi yang Memadai
Memberikan pendidikan yang komprehensif tentang kondisi kesehatan mereka, proses hemodialisa, serta diet yang tepat sangat penting. Pasien yang memahami penyakitnya lebih cenderung untuk mengikuti saran medis dan mengelola gejala dengan lebih baik. Program pendidikan pasien yang melibatkan dokter, perawat, dan ahli gizi dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.
2. Dukungan Psikososial
Menyediakan dukungan psikososial, termasuk konseling psikologis dan kelompok dukungan, dapat membantu pasien mengatasi stres dan depresi yang sering menyertai diagnosis GGK. Keterlibatan dalam kelompok dukungan memungkinkan pasien untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan motivasi dari sesama pasien.
3. Nutrisi yang Seimbang
Pentingnya pola makan yang tepat tidak dapat diabaikan. Nutrisi yang baik membantu mengelola gejala dan mencegah komplikasi. Konsultasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kondisi kesehatan pasien sangat dianjurkan. Ini dapat mencakup pembatasan asupan fosfor, kalium, dan sodium.
4. Aktivitas Fisik yang Teratur
Aktivitas fisik yang teratur, sesuai dengan kemampuan pasien, dapat meningkatkan kebugaran fisik dan kesehatan mental. Program rehabilitasi fisik yang disesuaikan dapat membantu pasien merasa lebih energik dan mengurangi gejala depresi serta kecemasan.
Dengan mengimplementasikan pendidikan yang tepat, dukungan psikososial, nutrisi seimbang, dan aktivitas fisik, kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa dapat ditingkatkan secara signifikan. Pendekatan multidisiplin yang melibatkan tim kesehatan yang komprehensif akan menghasilkan dampak positif yang lebih besar terhadap kesejahteraan pasien.
Referensi :
Aditama, Z.N., Kusumajaya, H., Fitri, N., 2024. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 6 No 1, Februari 2024 Global Health Science Group.
Dhewanti, S, T., 2022.Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/866/tingkatkan-kualitas-hidup-pasien-gagal-ginjal-kronik, Selasa, 02 Agustus 2022 13:04 WIB
Karp, J. S., & Bross, R. (2019).Patient Education and Counseling, 102(3), 577-583.
Kimmel, P. L. et al. (2003). American Journal of Kidney Diseases, 42(3), 503-511.
Ikizler, T. A. et al. (2013). Kidney International, 84(3), 675-683
Painter, P. et al. (2015).Clinical Journal of the American Society of Nephrology, 10(6), 1045-1053














