Bengkulu – Tembok pembatas Kampus IV Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) yang beralamat di Jalan H. Adam Malik No.17 Kelurahan Cempaka Permai, Kecamatan Gading Cempaka tadi malam ambruk, hal ini diakibatkan oleh hujan deras yang mengguyur Kota Bengkulu sejak Kamis (1/9) sore hingga malam hari.
Diceritakan oleh Ketua RT. 16 Kelurahan Cempaka Permai M. Amin Yahya tembok ini runtuh sekitar pukul 7 Kamis malam (1/9).
“Ba’da Magrib saya pulang dari masjid hujan masih deras. Air sudah mulai naik. Di rumah saya hampir naik ke teras, padahal rumah ini termasuk tinggi. Tidak lama kemudian ada arus air di depan jalan seperti ombak besar, begitu cepatnya air langsung masuk ke rumah warga termasuk rumah saya dari depan dan belakang rumah, saluran air kamar mandi sempat muncrat. Astaghfirullahal adzim, ini banjir tidak seperti biasanya. Informasi dari seorang Ibu yang rumahnya paling dekat dengan tembok UMB, ada suara keras, grubak!!!!, Ibu itu mengira ada motor jatuh, terus dibukanya pintu rumah mau melihat apa yang sebenarnya terjadi, ternyata air langsung masuk ke dalam rumahnya, tak tertahankan lagi dan akhirnya pasrah saja, ternyata tembok pembatas kolam UMB yang ambruk serta pohon-pohon disekitar tembok itu juga ikut tumbang.” ungkap Amin.
M. Amin Yahya menambahkan tembok setinggi kurang lebih dua meter itu awalnya dibangun oleh pemilik tanah sebelumnya, kemudian pihak UMB meneruskan tembok itu, kelihatannya juga tembok memang sudah rapuh dan perlu dibangun ulang. “Tembok pembatas UMB yang runtuh ini sekitar enam meter. Dulunya disekitar sini ada empang dengan mata air yang jernih, sekarang empang itu dibangun jadi kolam ikan yang cukup besar dan dibuatkan pintu airnya.” ujar Amin yang dulunya sebelum pensiun menjadi Guru di SMPN 13 Kota Bengkulu.
“Harapan saya semoga Pemerintah segera terjun langsung untuk menanggulangi bencana banjir di wilayah kami ini secepatnya, dan kepada pihak UMB kami mohon agar segera membangun kembali tembok/tanggul yang lebih kuat, karena dulunya sebelum dibangun kampus UMB daerah itu merupakan daerah resapan air.” jelas Amin.
“Sebaiknya pihak UMB ketika akan membangun kembali tembok ini berkoordinasi terlebih dahulu dengan warga/pihak RT. 16, dimana merupakan wilayah yang paling dekat dengan lokasi kolam UMB, dikarenakan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini yang paling dahulu dan yang paling terdampak tentunya warga RT. 16.” tutup Amin.(cw1)