Alaku
Alaku

Beban APBN Bengkak, Kata Mahasiswa Naikan Harga BBM Bukan Solusi

Cloud Hosting Indonesia


Bengkulu – Kebijakan pemerintah yang menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai tetap tidak tepat, walaupun untuk subsidi tersebut pemerintah menggelontorkan APBN hingga Rp 500 triliun. Ini terungkap dalam audiensi antara perwakilan Pergerakan Mahasiswa Islam Indoensia (PMII) dengan Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Kamis (22/9).

“Tadi (kemarin, red) sama-sama kita dengar perwakilan Pertamina menyampaikan dari total APBN Rp 2.700 triliun, Rp 500 triliun diantaranya diperuntukkan menyubsidi BBM. Namun BBM yang disubsidi tersebut, malah tidak dinikmati masyarakat yang berhak. Dengan kata lain BBM subsidi tidak tepat sasaran,” ungkap Lubis.

Dengan dalih itu, lanjut Lubis, akhirnya pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikan harga BBM bersubsidi. Padahal tidak tepat sasaran itu membuktikan lemahnya pengawasan dalam penyaluran BBM bersubsidi. “Harusnya pemerintah lebih memperketat pengawasan agar penyaluran BBM bersubsidi menjadi tepat sasaran,” sesal Lubis.

Ini malah, sambung Lubis, menaikan harga BBM bersubsidi, tanpa terlebih dahulu memperketat pengawasan. Sementara kenaikan harga BBM bersubsidi ini kian membuat masyarakat kecil menjerit. “Meskipun demikian kita tetap menyambut baik upaya DPRD Provinsi Bengkulu yang telah menyampaikan tuntutan kita ke pusat. Kitapun bakal bersurat ke DPR dan Presiden RI,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Jonaidi, SP, M.Si mengemukakan, dari audiensi tadi ada beberapa informasi baru yang diperoleh. Inti dari berbagai informasi itu, bagaimana kedepannya bersama-sama memperketat pengawasan dalam penyaluran BBM bersubsidi ini agar menjadi tepat sasaran.

“Apalagi untuk subsidi BBM itu, tidak sedikit APBN yang digelontorkan pemerintah. Jadi BBM bersubsidi itu harus dinikmati masyarkat yang tepat Disamping itu hari ini Ketua DPRD Provinsi Bengkulu bersama sejumlah anggota langsung ke DPR RI untuk menyampaikan tuntutan mahasiswa dalam aksi yang menolak kenaikan harga BBM bersubsidi,” ujarnya.

Sebelumnya, Sales Branch Manager (SBM) PT. Pertamina Patra Niaga Sumbagsel Rayon V Bengkulu-Lampung, Ferry Fernando menyampaikan, terkait penyaluran BBM bersubsidi ini, pihaknya memang turut berperan dalam pengawasan di SPBU-SPBU. “Sekarang ini di Bengkulu sendiri, penyaluran sudah diupayakan tepat sasaran. Jika ada penyimpangan, laporkan kepada kita,” singkat Ferry. (09/adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *