Bengkulu, – Bukit Kaba yang berada di Kabupaten Rejang Lebong memiliki ketinggian 1.952 MDPL serta mempunyai pemandangan yang indah nan eksotis.
Jarak tempuh untuk mendaki puncak bukit Kaba ini berkisar 2 hingga 3 jam waktu pendakian dari pos utama.
Namun, meski memiliki keindahan yang indah dan eksotis, Bukit Kaba juga memiliki cerita mitos yang hingga sampai saat ini masih membekas.
Dahulu kala, ada seorang pemuda miskin asal Dusun Curup Rejang Lebong yang tinggal bersama sang ibu yang penyabar dan ayah yang tempramental.
Namanya Muning, (dalam suatu riwayat ditulis namanya Malim Bagus dalam riwayat lain tetap disebut Muning) pemuda yang sehari hari beraktivitas bermain seruling dan dikenal ceroboh.
Suatu hari, Muning diajak ayahnya untuk jadi jenang atau pemuda yang membantu menyiapkan hidangan dalam acara hajatan syukuran desa,
Muning mau melakukan pekerjaan tersebut Tapi saat hadir di hajatan Muning malah asik melirik gadis-gadis cantik yang ada di sana.
Sialnya, disaat Muning menyajikan hidangan untuk ayahnya hidangan tersebut tumpah dan Muning disuruh pulang bahkan diusir dari rumahnya.
Muning yang diusir ketika itu tak membawa apa-apa kecuali Seruling dan baju yang dipakainya.
Kemudian pria ini pergi ke bukit kaba, Di sana ia kesepian dan kerjaannya hanya memainkan seruling tak lama berselang hadirlah Bidadari alias Dewi cantik yang terpikat dengan irama Seruling.
Singkat cerita keduanya jatuh cinta lalu menikah, setelah waktu berlalu cukup lama tersebarlah berita tentang Raib hilangnya Muning keluarga dan warga Dusun Curup pun mencarinya hingga bertemulah dengan Muning di bukit kaba.
Muning ingin pulang tapi Dewi melarangnya Dewi cantik ini ternyata tidak tega.
Namun, dirinya mempersilahkan Muning pulang tetapi dengan syarat warga desa tidak boleh memasak lemang atau Rebung dan Pakis sejenis tumbuhan paku ketika hajatan syarat tersebut pun disanggupi.
Akhirnya Muning kembali ke desa lamanya dan menetap di desa. Sayangnya, larangan sang dewi ternyata dilanggar warga Dusun Curup yang memasak lemea dan Pakis saat hajatan.
Sang Dewipun kembali menjemput dan mengajak Muning ke bukit kaba sejak itu Muning hilang tak tahu rimbanya sehingga dijuluki Muning Raib atau paman yang hilang.
Konon, sejak kisah hilangnya Muning Raib ini, orang tua maupun tetua di Dusun Curup Rejang Lebong hingga saat ini masih mempercayai bahwasanya pemuda maupun anak keturunan Dusun Curup dilarang untuk mendaki ke Bukit Kaba.(Tedi)