Bengkulu – Penambahan Rombongan Belajar (Rombel) baru akhirnya disepakati sebagai solusi untuk menindaklanjuti polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), terutama tingkat SMA. Ini terungkap dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) yang dilakukan Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu atas permintaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi, Selasa (12/7).
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Edwar Samsi, S.Ip, MM mengatakan, dalam RDP guna menindaklanjuti kekisruhan PPDB khususnya di Kota Bengkulu atas permintaan Dinas Dikbud itu dihadiri langsung perwakilan komite, orang tua yang anaknya belum mendapatkan sekolah, Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Provinsi Bengkulu, Kejati dan Polda.
“Pada dasarnya sesuai hasil RDP, kita dapat memaklumi keresahan, terutama para orang tua. Makanya solusi yang diambil, disekapati penambahan Rombel baru, agar bisa menampung anak-anak yang sampai dengan saat ini belum mendapatkan sekolah. Sementara kegiatan sekolah pada ajaran baru sudah dimulai,” ungkap Edwar.
Menurutnya, penambahan Rombel ini sendiri mengacu pada Permendikbud No 1 tahun 2001. Dimana maksimal sekolah itu bisa membuat sebanyak 12 Rombel dengan masing-masing Rombel maksimal jumlah siswanya 36 orang. “Ini merupakan peluang, karena rata-rata SMA khususnya di Kota Bengkulu baru terdapat 11 Rombel,” kata Edwar.
Hanya saja, lanjut Edwar, untuk teknis penerimaan anak-anak pada SMA tersebut, dibahas lebih lanjut bersama Dinas Dikbud dan juga masing-masing SMA. “Harapan kita nantinya jika penambahan Rombel ini benar-benar disepakati, tentu lebih memprioritaskan anak-anak yang berada di zonasi masing-masing sekolah,” tegasnya.
Sementara itu, Sekdis Dikbud Provinsi Bengkulu, Syahjudin Burhan menyampaikan, sebenarnya dalam kekisruhan PPDB ini pihaknya memikirkan anak-anak negeri, dengan harapan mereka tetap bersekolah. “Hanya saja permasalahannya para orang tua menginginkan anaknya melanjutkan jenjang pendidikan di SMA tertentu,” kata Syahjudin.
Lebih jauh dikatakannya, andai siswa itu mau sekolah di SMK, mungkin bisa diakomodir pada jurusan yang beberapa kuotanya siswanya belum terpenuhi. “Meskipun demikian karena penambahan Rombel ini dinilai salah satu solusi, kitapun pada intinya sepakat. Ada sekitar 490 anak yang belum mendapatkan sekolah, sedangkan di Kota Bengkulu ini baru SMAN 7 yang Rombelnya sudah 12, selebihnya belum,” singkatnya. (09/Adv)