Alaku
Alaku

IWAPI Bengkulu Bersama Waketum Jajal Eksport Cangkang Sawit

Cloud Hosting Indonesia

Bengkulu – Wakil Ketua Umum Bidang Pertanian dan Peternakan DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Anne Sri Arti melakukan pertemuan dengan pengurus DPD IWAPI Provinsi Bengkulu, yang dikomandoi Trisna Anggraini.
Dari pertemuan bertempat di salah satu hotel berbintang dalam Kota Bengkulu tersebut, Anne yang datang ke Bengkulu untuk melakukan kegiatan export perdana cangkang sawit dari Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu ke Negara Thailand, berdiskusi dengan perwakilan pengurus IWAPI Provinsi Bengkulu.
Diantara kolaborasi yang bisa dilakukan IWAPI Bengkulu, dengan melihat potensi Sumber Daya Alam (SDA) khususnya di bidang pertanian, Bengkulu memiliki rempah-rempah, lada, pala, pisang kepok, pinang, ubi, kelapa tua dan lain-lainnya.
“Kita akan membuat beberapa pelatihan dalam hal pengemasan dan memilih produk sesuai standar export, dengan pasar yang pasti. Bahkan apabila ada potensi SDA yang lebih menjanjikan lagi, kita siap mencarikan pasarnya,” ujarnya pada Senin, (26/7) malam.
Mengenai produk turunan sawit seperti lidi untuk dikelola oleh IWAPI, Anne mengatakan, jika bisa dikelola dengan baik, pihaknya siap mencarikan pasarnya. Tetapi kembali melihat potensi yang ada, baiknya produk rempah-rempah dan pisang. Mengingat hal demikian bisa dilakukan oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Kita sasar pasar bagi pemula jangan yang premiun dulu, tapi medium atau yang mudah dulu. Saya yakin IWAPI Bengkulu memiliki produk unggulannya di bidang pertanian yang bisa export. Nanti kita berbicara lebih fokus lagi, terlebih saya mengambil produk export sekarang dari Bengkulu dan Jambi,” ujar pengusaha perempuan ini.
Sementara itu, Ketua Umum DPP IWAPI Provinsi Bengkulu Trisna Anggraini menyampaikan apresiasi respon cepat DPP IWAPI Pusat, karena jika melihat potensi daerah memang sangat banyak dan tinggal lagi bagaimana pengelolaan serta penentuan pangsa pasarnya.
Hanya saja dari berbagai usaha itu tentu ada skala berat dan ringan. Tetapi jika dilakukan dengan berkolaborasi, diyakini akan lebih mudah mencarikan solusi apabila terjadi kendala di lapangan.
“Produk export yang disampaikan Ibu Anne sudah kita dengarkan, dan kita akan memilih yang terbaiknya. Seperti, sapu lidi dari sawit dengan export ke India, yang produknya awek. Untuk produk lainnya, kita akan bicarakan lebih fokus lagi dengan Ibu Anne nantinya,” tukas Trisna.(09)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *