Bengkulu, – Asnawi, mahasiswa asal Bangka yang menempuh studi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi dengan IPK 3,39. Uniknya, perjuangannya menuntaskan pendidikan tinggi dilakukan sambil berjualan gorengan.
Dalam momen wisuda UMY periode II pada Sabtu (11/2), Asnawi tampil berbeda. Ia datang mengenakan toga sambil memikul dagangan gorengannya—berisi tahu, tempe, dan bakwan. Namun, dagangan itu tidak dijual seperti biasanya. Kali ini, ia membagikannya secara gratis kepada para hadirin, termasuk mahasiswa, orang tua, petugas kampus, hingga tukang parkir. “Ini nazar saya. Saya ingin membuktikan bahwa penjual gorengan juga bisa jadi sarjana,” ungkap Asnawi.
Perjalanan Asnawi tidak mudah. Setelah lulus SMP pada 2006, ia harus menunda pendidikan dan membantu orang tuanya merantau, berjualan gorengan. Baru pada 2009 ia bisa melanjutkan pendidikan ke SMA, meskipun usianya sudah tidak lagi muda dibanding teman sebayanya.
Tahun 2010 menjadi titik balik saat Asnawi terpilih mengikuti program pertukaran pelajar di SMKN 7 Yogyakarta. Dari sanalah tumbuh keinginan kuatnya untuk melanjutkan kuliah di kota pelajar tersebut.
Keseharian Asnawi diwarnai perjuangan keras. Ia bangun pukul 04.00 WIB untuk menyiapkan dagangan, berkuliah di siang hari, lalu kembali berjualan hingga malam. Pendapatan dari jualan gorengannya rata-rata mencapai Rp300 ribu per hari, cukup untuk membiayai kuliah dan kebutuhan sehari-hari.
Meski sempat direndahkan oleh lingkungan sekitar yang meragukan kemampuannya, Asnawi membuktikan bahwa kerja keras dan ketekunan bisa mengubah nasib. Kini, ia bercita-cita melanjutkan studi ke jenjang S-2, bahkan berharap bisa meraih beasiswa ke luar negeri.
“Saya ingin lanjut S-2 dan terus berwirausaha. Dulu saya cuma tukang gorengan, tapi hari ini saya sudah jadi sarjana,” ujarnya bangga.(Iwan/net)
