Oleh : Tedi Suryadi
#KaburAjaDulu Hastag ini sangat viral dalam beberapa hari belaka di Indonesia. Viralnya hastag ini disebabkan rasa kekecewaan WNI atau anak muda Indonesia terhadap syarat lowongan pekerjaan yang ada di Indonesia sangat tak masuk akal.
Selain syarat lowongan pekerjaan yang dinilai tak masuk akal, peran Pemerintah dalam mengembangkan UMKM bagi mereka yang sulit mencari pekerjaan masih sangat jauh diharapkan.
Mereka yang sulit mencari pekerjaan dan ingin berwirausaha dihadapkan 2 pilihan yaitu : berhutang untuk modal usaha dengan biaya BUNGA pinjaman serta pajak usaha yang tinggi atau mati kelaparan karena tak bisa bertahan hidup di Indonesia.
Lucunya, kritikan hastag #KaburAjaDulu tak terlalu ditanggapi serius oleh para pemangku kebijakan. Bahkan, mereka yang kabur malah di CAP tak memiliki rasa nasionalisme yang tinggi terhadap negeri ini.
Ada Quotes di tik tok yang bagi saya sangat bagus untuk memotivasi anak muda indonesia :
“Lebih baik pergi dan bekerja 5 tahun ke Negeri orang dari pada 25 tahun dinegeri sendiri tak bisa berbuat apa apa dan miskin itu menyedihkan”
Sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia bukan cerita asumsi belakang. Faktanya, data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 lalu melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,2 juta jiwa per Februari 2024 masih menjadikan Indonesia memiliki angka pengangguran yang masih tertinggi di ASEAN.
Tingginya angka pengangguran juga berdampak kepada angka kriminalitas yang tinggi di Indonesia. Bahkan, Berdasarkan buku Sosiologi untuk Kelas XI SMA, Mir’atul Farikhah, Sucik Isnawati, Penerbit Pustaka Rumah C1nta, membeberkan beberapa faktor penyebab kriminalitas diantaranya karena pengangguran.
Harapanya, dengan tingginya kasus kriminalitas dan angka pengangguran yang masih tinggi pemerintah harus lebih serius dalam mempermudah anak mudanya untuk mencari pekerjaan di negerinya sendiri.
Lahirnya hastag #KaburAjaDulu salah satu gerakan karena Pemerintah tak serius dalam menyediakan lapangan pekerjaan untuk anak bangsanya sendiri.
Bersambung…
