Bengkulu – Hortikultura berasal dari bahasa latin yaitu hortus (tanaman kebun) dan cultura (budidaya). Jika digabungkan, tanaman hortikultura berarti budidaya tanaman kebun. Yang dimaksud tanaman kebun adalah tanaman siap konsumsi seperti wortel, sawi, kol, kentang, atau jenis sayuran lainnya. Selain sayuran, produk hortikultura juga meliputi tanaman buah, hias, serta obat-obatan.
Dijelaskan oleh Kasi Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu Yetty Gustina, S.P., M.Ling., secara luas, tanaman hortikultura juga bisa meliputi scope lokasi yang lebih luas, termasuk produksi pertanian tradisional ataupun modern. “Tanaman hortikultura memiliki ciri produk yang segar, tapi mudah rusak alias tidak tahan lama.” jelas Yetty Gustina, Kamis (15/9).
“Untuk budidaya hortikultura biasanya dilakukan pada produksi dalam skala besar. Yakni bertujuan memenuhi permintaan pasar. Pada umumnya, pemilihan komoditas tanaman didasarkan pada nilai ekonomis yang tinggi.” lanjut Yetty Gustina.
Ditambahkan oleh Yetty Gustina jenis tanamannya juga memiliki peluang atau potensi pasar cukup besar sehingga menunjang kegiatan ekonomi yang bersifat komersil.
“Bukan hanya untuk kebutuhan produksi komersil, tidak sedikit juga yang melakukan budidaya komoditas hortikultura dalam skala lebih kecil seperti rumah tangga. Caranya mulai dari menyemai benih, membuat bibit, perawatan, hingga panen.” Yetty Gustina menambahkan.
“Kita dapat memanfaatkan pekarangan atau lahan pribadi untuk membudidayakan tanaman berupa sayuran dan buah yang nantinya dapat dikonsumsi sendiri. Dengan demikian, hortikultura memberikan manfaat lebih bagi pembudidayanya.” demikian Yetty Gustina.(08/Adv)