Surakarta, – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, meresmikan SD Muhammadiyah Internasional Labschool (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dalam kunjungan kerjanya ke Surakarta, Jumat (14/3).
Membuka sambutannya, Mendikdasmen mengapresiasi sumbangsih yang dilakukan UMS untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa dalam menyediakan layanan pendidikan bermutu di Indonesia. Menurut Menteri Mu’ti, dukungan strategis dari pihak swasta sebagai mitra pemerintah merupakan langkah nyata implementasi partisipasi semesta, yaitu semua pihak terlibat dan semua komponen saling bekerja sama untuk mendukung visi Kemendikdasmen menghadirkan pendidikan bermutu untuk semua.
Sejalan dengan hal tersebut, Mendikdasmen menjelaskan bahwa saat ini pemerintah sedang memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih baik. Berdasarkan data Kemendikdasmen, lebih dari 100.000 sekolah di Indonesia masih memiliki kondisi bangunan yang mengalami kerusakan ringan hingga berat.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas layanan pendidikan, pemerintah terus berkomitmen menghadirkan infrastruktur pendidikan yang memadai, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo. “Bapak Presiden dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa tidak boleh ada sekolah yang rusak, tidak boleh ada sekolah yang atapnya bocor, atau kamar kecilnya tidak layak. Beliau menekankan pentingnya sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas dan sehat,” jelas Menteri Mu’ti.
Lebih lanjut, Mendikdasmen menekankan bahwa pendidikan yang maju hanya dapat terwujud jika memiliki akar yang kuat, yakni pendidikan dasar. “Upaya kita membangun pendidikan berkualitas, sebagaimana kita membuat sebuah gedung, tentu penentunya adalah pendidikan dasar sebagai fondasi pendidikan yang selanjutnya,” tegas Mendikdasmen.
Pendidikan dasar menjadi fondasi penting untuk keberhasilan negara sebagai bagian dari kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun. Oleh karena itu, diperlukan komitmen penuh untuk memastikan pendidikan dasar berjalan dengan lebih baik karena pada tahap ini, anak-anak mengembangkan kemampuan literasi, numerasi, serta keterampilan berpikir kritis yang akan menjadi bekal bagi keberhasilan mereka.
Menteri Mu’ti menjelaskan bahwa anak-anak yang mendapatkan pengalaman belajar yang baik di tingkat dasar akan memiliki _learning sustainability_ (keberlanjutan belajar), _learning competence_ (kompetensi belajar), serta _learning confidence_ (kepercayaan diri dalam belajar), yang menjadi modal utama dalam menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Terkait kualitas pendidikan dasar dan menengah, Menteri Mu’ti menyoroti dua faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Pertama, _learning loss_ atau kemunduran kemampuan belajar akibat pandemi Covid-19 yang berdampak pada keterlambatan akademik. Kedua, fenomena _schooling without learning_, di mana siswa bersekolah tetapi tidak memahami materi yang dipelajari secara mendalam.
Sebagai solusi atas tantangan tersebut, Kemendikdasmen menggagas metode _Deep Learning_ atau pembelajaran mendalam. Pendekatan ini dirancang untuk menyempurnakan metode pembelajaran sebelumnya dengan menekankan pemahaman yang lebih mendalam, sehingga siswa tidak hanya menghafal tetapi juga mampu menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. _Deep Learning_ juga bertujuan untuk mengubah paradigma belajar agar lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
“Inilah yang secara metodologi dan pedagogis harus kita perbaiki. Ketika kami menerapkan _Deep Learning_ nanti, pondasinya akan ada tiga, yaitu _mindful learning_ (pembelajaran dengan kesadaran penuh), _meaningful learning_ (pembelajaran yang bermakna), dan _joyful learning_ (pembelajaran yang menyenangkan),” jelas Mendikdasmen.
Menutup sambutannya, Menteri Mu’ti mengajak seluruh penyelenggara pendidikan untuk berfokus pada peningkatan kualitas siswa agar mereka benar-benar memahami ilmu yang dipelajari. “Mari kita ajak anak-anak untuk belajar bukan hanya sekadar mengerjakan PR dan lulus ujian. Kita biasakan mereka belajar untuk mendapatkan ilmu, bukan hanya mengejar kelulusan,” tutup Menteri Mu’ti.
Peresmian SD Muhammadiyah Internasional Labschool FKIP UMS diakhiri dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti oleh Menteri Mu’ti didampingi Rektor UMS, Sofyan Anif. Acara ini juga disaksikan oleh para dosen UMS, perwakilan pemerintah daerah setempat, serta organisasi perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah.(Iwan)