Bengkulu, – Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berupaya maksimal, dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui implementasi program Forest and Land Use (Folu) Net Sink.
Program ini segera dimulai dengan dukungan dana insentif karbon sekitar Rp 11 miliar.
Kepala Dinas LHK Provinsi Bengkulu, Safnizar, S.Hut, MP menyampaikan, proses penandatanganan kontrak dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) telah selesai.
“Program ini bertujuan untuk menurunkan emisi karbon melalui rehabilitasi hutan dan pengelolaan lahan secara berkelanjutan. Kami menargetkan bulan ini diluncurkan,” katanya, Rabu (27/11/2024).
Menurutnya, selama dua tahun pelaksanaan, program ini memprioritaskan rehabilitasi hutan, pengamanan kawasan, serta pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan hutan sosial. Terdapat tujuh poin utama yang telah dirancang untuk mendukung pemulihan karbon.
“Diantaranya pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Dalam implementasinya, masyarakat diberi tanggung jawab untuk menjaga, merawat, dan memanfaatkan hutan secara bijaksana,” jelas Safnizar.
Aspek penting lain dalam program ini, lanjut Safnizar, pengelolaan hutan sosial, yakni kawasan hutan yang dikelola masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pemanfaatan hutan secara lestari.
“Dengan keterlibatan langsung, masyarakat diharapkan lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam pelaksanaan program ini, pihaknya menggandeng KKI Warsi yang merupakan organisasi berpengalaman dalam rehabilitasi hutan dan pemberdayaan masyarakat.
“Organisasi ini juga telah terverifikasi BPDLH sebagai mitra resmi program Folu Net Sink. Kita tetap membuka peluang bagi lembaga lain untuk bergabung, asalkan memenuhi proses verifikasi ketat dari BPDLH,” tambah Safnizar.
Lebih lanjut, Safnizar mengemukakan, dana insentif karbon ini merupakan bentuk apresiasi dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), kepada daerah yang berhasil menurunkan emisi karbon melalui konservasi hutan dan lahan.
“Program ini menjadi bagian dari upaya Indonesia mencapai target net zero emission pada 2060. Dengan langkah ini, Bengkulu diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam penurunan emisi karbon,” pungkasnya.(Iwan)