Alaku
Alaku
Alaku

Promosikan Wisata dan Budaya Tabut Dengan Konten Serta Fotografi Yang Baik Agar Menarik Orang Untuk Datang

Hj. Dewi Coryati, Jumat 14 Juni 2024. Foto - Iwan Radar Informasi News.Com
Cloud Hosting Indonesia

Bengkulu, – Sosial Media (Sosmed) dinilai dapat menjadi wadah yang paling ampuh, dalam memasarkan atau mempromosikan sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf).

Hanya saja dalam mengoptimalkan keberadaan sosmed yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat termasuk di Provinsi Bengkulu, tetap harus dibarengi dengan penyiapan konten dan fotografi yang menarik.

Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Dr. Hj. Dewi Coryati mengatakan, kalau mau mempromosikan sektor Parekraf bersama 17 subsektornya, yang paling ampuh saat ini dengan memanfaatkan Sosmed.

“Karena Sosmed saat ini banyak keunggulannya,” ungkap Dewi diwawancarai usai membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan tema strategi komunikasipengembangan pemasaran Parekraf melalui penguatan konten dan fotografi, Jumat (14/6).

Diantaranya, lanjut Dewi, hemat biaya, mudah diakses dan mayoritas masyarakat memiliki Sosmed di dalam genggamannya yakni gadget.

“Jadi kita menilai sangat efektif ketika memasarkan atau mempromosikan sektor Parekraf melalui Sosmed. Apalagi saat ini, tidak semua orang menonton televisi ataupun melihat iklan Parekraf di billboard,” kata Dewi.

Hanya saja, sambung Dewi, ketika memanfaatkan Sosmed sebagai wadah untuk mempromosikan Parekraf, tetap saja menjadi penting memerhatikan konten atau fotografi yang ditampilkan.

“Konten dan fotografi yang dimaksud, tentunya harus dibuat semenarik mungkin. Karena pada saat orang melihat, konten atau foto itu harus bisa menceritakan seribu kata-kata,” ujar Dewi dalam kegiatan yang digelar Deputi Bidang Pemasarangan Kementerian Parekraf RI.

Menurut Dewi, misal yang ditampilkan di sosmed foto goreng pisang. Secara otomatis tidak mungkin lagi dalam narasi atau captionnya dituliskan goreng pisang.

“Makanya melalui Bimtek ini kita menargetkan pengetahuan dan pemahaman peserta, terutama dalam membuat konten atau fotograsi untuk memasarkan produk Parekraf bisa meningkat, juga termasuk seperti event budaya festival Tabur, itu bisa dilakukan promosi dengan konten atau fotografi yang baik agar menarik orang untuk datang ke Benģkulu, kemudian ditambah dengan melibatkan banyak pihak seperti anak-anak sekolah serta seluruh OPD dan stake holder untuk mempromosikan Tabur itu,” harap Dewi.

Lebih lanjut Dewi menyampaikan, dalam Bimtek ini kalangan peserta menyasar generasi muda atuapun mahasiswa, karena mereka sangat lekat dengan teknologi digital.

“Ditambah lagi kita menghadapi bonus demografi, dimana kalangan muda merupakan bagian dari Pentahelix atau komunitas yang memiliki komunikasi bagus. Jadi mereka harus kita persiapkan sejak sekarang,” tegas Dewi.

Sementara Ahli Utama Deputi Bidang Pemasarangan Kemenparekraf RI, Nia Niscaya menyampaikan, Bimtek ini dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman dalam memasarkan destinasi pariwisata, dan produk ekonomi kreatif.

“Tentunya melalui pemanfaatan media digital, terutama bagi para pelaku usaha Parekraf,” singkat Nia. (Iwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *