Alaku
Alaku
Alaku

Suimi Fales Minta Berikan Pelayanan Terbaik Untuk Pengunjung Wisata

Cloud Hosting Indonesia
Anggota Fraksi PKB DPRD Provinsi Bengkulu Suimi Fales

BENGKULU – Terkait viralnya salah seorang pedagang yang menjadi pelaku UMKM di Kawasan Wisata Danau Dendam Tak Sudah viral beberapa hari lalu saat momen perayaan Hari Raya Idul Fitri akibat dinilai terlalu berlebihan ketika menawarkan dagangannya pada pengunjung. Menurut Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu yang juga Ketua Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) Provinsi Bengkulu Suimi Fales SH, MH menilai para pedagang pelaku UMKM di objek wisata memang hendaknya bida dibekali dan di edukasi terkait pelayanan terhadap pengunjung, “Jadi terkait viralnya salah satu pedagang di Kawasan Danau Dendam, kemudian ada juga video terkait salah seorang pedagang di Pantai Panjang yang meminta biaya sewa pondok Rp 30 ribu kepada pengunjung. Kita melihatnya bahwa para pedagang selaku pelaku UMKM, kita sangat menyayangkan adanya kejadian demikian, padahal semestinya para pelaku UMKM disana bisa memanfaatkan momen libur lebaran sebaik-baiknya untuk berjualan, sebab setelah selama dua tahun terakhir kita dibatasi bahkan lebaran tahun lalu masih dilarang mudik, beda dengan lebaran kali ini, dimana masyarakat boleh pulang mudik dan berkumpul dengan keluarganya. Selain berkumpul dengan keluarga, warga masyarakat kita juga mayoritas rindu berkunjung kedaerah-daerah wisata yang ada. Sebab itu, ini tentu jadi keuntungan tersendiri bagi para pedagang di sekitar kawasan objek wisata. Sebab itu, silahkan manfaatkan sebaik-baiknya dan berikan pelayanan yang terbaik,” ungkap Suimi Fales, saat diwawancarai, Senin (9/5).
Berikan pelayanan terbaik. Dalam artian lanjut politisi PKB Provinsi Bengkulu ini, berikan pelayanan dengan ramah dan senyuman, bukan malah dimarah atau dibentak-bentak. Lalu jangan memberikan harga jualannya diluar batas kewajaran. Ini yang jadi persoalan juga, “Persoalan seperti ini membuat wisatawan jera untuk datang kembali. Sebab itu, kita berharap pada pihak terkait seperti dinas pariwisata, koperasi dan UMKM, agar memberikan pemahaman edukasi bagi para pelaku UMKM tersebut, bagaimana kedepan kejadian seperti itu terulang kembali. Karena dengan kejadian ini, dampaknya sangat besar, dimana orang akan menilai bahwa berwisata di Bengkulu tidak menyenangkan,” sesal Wan Sui sapaan akrabnya.
Adapun dari Asidewi sendiri, lanjut Wan Sui, mereka sudah turun ke beberapa lokasi daerah objek wisata yang ada di Bengkulu, di beberapa daerah desa wisata, sudah banyak yang diberikan pemahaman oleh Asidewi, namun memang yang untuk Kota Bengkulu ini sedikit luput dari pantauan Asidewi, sebab Wan Sui menilai Kota Bengkulu sebagai barometer Provinsi, sebelumnya diyakini sudah mengantisipasi agar kejadian viral pedagang marah dengan pengunjung itu terjadi, “Akan tetapi faktanya ternyata masih terjadi. Kalau untuk di beberapa desa wisata yang kami datangi, itu Asidewi sudah melakukan pembinaan, seperti Desa Wisata Rindu Hati, Sebrang Belitar, dan kemarin s aya baru saja ke Desa Penembang, itu pelayanan pengelola wisata maupun pedagangnya sudah cukup baik,” pungkas Wan Sui. (09/Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *