Alaku
Alaku
Alaku

Dengan Pelatihan Guru Master Revitalisasi Bahasa Daerah Di Provinsi Bengkulu Dapat Mencegah Bahasa Daerah Dari Kepunahan

Pelatihan guru master, Selasa (9/5). Foto - Hasnul Kasdi Radar Informasi News.Com
Cloud Hosting Indonesia

Bengkulu – Kantor Bahasa Provinsi (KBP) Bengkulu menggelar Pelatihan Guru Master Revitalisasi Bahasa Daerah Di Provinsi Bengkulu selama empat hari mulai dari 9 hingga 12 Mei yang dilaksanakan di salah satu hotel berbintang di kawasan Padang Jati, Kota Bengkulu.

Kegiatan Pelatihan Guru Master ini dibuka secara resmi oleh Asisten 1 Setdaprov Bengkulu Drs. Khairil Anwar, M.Si., yang mewakili Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah.

Di awal sambutan saat membuka acara, Khairil Anwar menyampaikan permohonan maaf Bapak Gubernur yang tidak dapat hadir membuka acara dikarenakan masih berada di luar kota. “Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu sangat mengapresiasi KBP Bengkulu atas terselenggaranya kegiatan ini dimana bertujuan untuk memastikan agar bahasa daerah yang merupakan kearifan lokal dapat terjaga dengan baik,” sampai Khairil Anwar dihadapan para peserta pelatihan, Selasa siang (9/5).

“Saat ini merupakan sebuah tantangan bagi kita semua jangan sampai nantinya bahasa daerah ini punah,” lanjut Khairil Anwar.

Sementara itu Kepala KBP Bengkulu Dwi Laily Sukmawati, S.Pd., M.Hum., mengungkapkan kegiatan pelatihan guru master ini diikuti oleh 255 peserta yang diselenggarakan selama empat hari.

“Harapan dan tujuan kami adalah merevitalisasi, menghidupkan dan menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat Bengkulu khususnya melalui generasi muda agar lebih mencintai bahasa daerah sebagai bahasa ibu dan tentu saja menjadi karakter daerah,” ungkap Lely, sapaan akrabnya.

Kemudian Lely memberikan ucapan selamat kepada para peserta dalam mengikuti kegiatan ini, semoga acara berjalan dengan lancar dan dapat bermanfaat bagi para peserta. “Melalui kegiatan pelatihan guru master ini dapat menguatkan komitmen bersama bahwa bahasa daerah itu sangat penting sekali apalagi merupakan budaya daerah yang harus kita jaga dan kita lestarikan agar tidak punah,” ujar Lely.

“Ambil contoh di pulau Enggano dimana saat ini sudah 30% penutur bahasa Enggano, dengan demikian diharapkan jangan sampai menambah rentetan bahasa daerah yang akan punah di Indonesia,” pungkas Lely.(HKS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *