Bengkulu, – Pengalaman seru dan menantang dialami oleh Rio Susanto, seorang wartawan foto dari Surat Kabar Harian Bengkulu Ekspress, yang merupakan bagian dari Rakyat Bengkulu Media Group (RBMG), saat mengikuti Lomba Jurnalistik dalam ajang Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) Ke-XIV tahun 2024 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Rio bersama rekannya, Benni Bernardie, menjadi dua dari sekian banyak wartawan yang mengikuti ajang tersebut.
Perjalanan dimulai sejak dini hari dari Kota Banjarmasin. Rio bersama rombongan lainnya berangkat dari titik nol Banjarmasin menuju Geo Park Meratus di Desa Blangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan biasa; mereka harus melewati berbagai tantangan yang membuat pengalaman ini begitu berkesan.
Rio menuturkan bahwa perjalanan dimulai dengan menaiki bus selama empat jam menuju Dermaga Riam. Dari sana, rombongan melanjutkan perjalanan dengan perahu klotok selama sekitar satu setengah jam, menyusuri aliran Sungai Riam yang lebar dan berarus kuat. Sungai ini menjadi satu-satunya jalur transportasi menuju lokasi, memberikan sensasi petualangan tersendiri bagi para peserta lomba jurnalistik.
Setibanya di Dermaga Riam, perjalanan belum berakhir. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju situs Geo Park Meratus, yang merupakan salah satu situs warisan alam yang dilestarikan. Dari sini, mereka menuju Desa Blangian, sebuah desa yang terletak di tengah hutan dengan pemandangan yang asri dan alami.
Di Desa Blangian, para peserta disambut oleh penduduk setempat dengan berbagai kegiatan sosial dan budaya yang khas. Mereka diperkenalkan dengan proses pembuatan batik sasirangan, salah satu warisan budaya khas Kalimantan Selatan, serta menikmati hidangan tradisional yang disajikan oleh warga desa. Pengalaman ini memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan dan budaya masyarakat setempat, yang masih mempertahankan tradisi dan kearifan lokal di tengah modernisasi.
“Perjalanannya sangat seru dan penuh tantangan. Kami berangkat sejak subuh dan baru kembali ke hotel saat malam. Desa Blangian ini memiliki sejarah unik, yakni desa yang pernah ditenggelamkan oleh pemerintah untuk pembangunan waduk, kemudian direlokasi ke tempat yang lebih aman. Kini, desa ini menjadi salah satu desa wisata yang menarik untuk dikunjungi,” ujar Rio Susanto dengan antusias.
Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan para wartawan, tetapi juga memberikan inspirasi tentang pentingnya melestarikan budaya dan lingkungan. Rio berharap, melalui tulisan dan foto yang diambil selama perjalanan, ia dapat berbagi cerita yang menginspirasi banyak orang tentang keindahan dan keunikan Kalimantan Selatan, terutama Desa Blangian yang penuh dengan nilai sejarah dan budaya.(Iwan)