Bengkulu Tengah, – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bengkulu Tengah, Supriyanto, mempertanyakan realisasi program makan bergizi gratis yang dijadwalkan dimulai Januari 2025. Hingga saat ini, program tersebut belum terlaksana sesuai rencana.
“Kami sudah berkomunikasi dengan pemerintah daerah untuk menanyakan kesiapan program ini. Isu terkait siswa bukan hanya tanggung jawab pusat. Saat ini sudah ada gambaran penanggung jawab masing-masing, termasuk kerja sama dengan BUMDes di lapangan,” ujar Supriyanto, S.Pd., M.M., Ketua PGRI Bengkulu Tengah, Selasa (7/1).
Ia berharap pemerintah segera merealisasikan program ini agar berjalan optimal tanpa kritik dari masyarakat. “Program ini sangat membantu siswa-siswi di Bengkulu Tengah untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka dan mendukung proses belajar,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Renah Semanek, Ismael Bakaria, menyampaikan apresiasi jika program ini dapat menyentuh wilayahnya. Menurutnya, desa tersebut memiliki SD, SMP, dan PAUD yang membutuhkan dukungan dalam penyediaan makanan bergizi.
“Kami telah diminta pemerintah untuk menyiapkan hasil pangan, seperti jagung, kacang-kacangan, dan bahkan pengembangan ternak sapi. Untuk telur, kami memiliki kapasitas ayam potong hingga 25.000 ekor. Namun, untuk kebutuhan ikan dan beras, kami masih terkendala,” ungkap Ismael.
Ia menambahkan bahwa upaya desa saat ini difokuskan pada pemberdayaan sumber daya lokal melalui BUMDes. “Semoga dengan sinergi antara pemerintah dan desa, program ini bisa segera berjalan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tutupnya.
Program makan bergizi gratis ini diharapkan menjadi solusi peningkatan kualitas hidup siswa sekaligus menggerakkan ekonomi lokal di Bengkulu Tengah.(Adek)
