Bengkulu, – Meski pemerintah sudah menetapkan gaji UMR di Bengkulu sebesar 2.600.000. Namun, hal tersebut tak berlaku di PT AMA salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Industri Penerbangan Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu.
Pasalnya, salah satu mantan karyawan PT AMA Intan Deli Siagian mengatakan, ada 19 mantan karyawan PT AMA yang melaporkan masalah gaji dibawah UMR di PT AMA kepada Disnaker Provinsi.
Selain gaji yang dibawah UMR, 19 Karyawan PT AMA juga sudah melaporkan terkait fasilitas perusahaan yang dinilai tidak sesuai dengan standar operasional kerja lapangan.
Hanya saja, laporan karyawan PT AMA di Disnaker Provinsi Bengkulu tidak begitu digubris.
“Uda melapor ke dua kali ke Disnaker (kota) sudah itu ke Disnaker pusat langsung, ke dua ke Disnaker Provinsi malah di hol (ditahan) terkait gaji jam kerja, udah tu ada yang lain, ada yang lainya 19 orang mèlapor masalah BPJS dan Fasilitas Perusahaan PT AMA” Kata Intan Deli Siagian melalui Voice Note
Menanggapi hal tersebut Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Edwar Samsi meminta agar Disnaker Provinsi Bengkulu menindak lanjuti masalah yang diterima oleh Karyawan PT AMA.
“Jadi gini tidak boleh seperti itu, kita minta Disnaker Provinsi menindak lanjuti laporan. Tupoksi Disnaker Provinsi itu menyelsaiakan masalah perusahaan dan karyawan pekerja apa lagi pemberhentian sepihak itu melanggar peraturan undang undang Disnaker harus di selesaikan secara tuntas” Kata Edwar Samsi Senin (3/6)
Edwar juga menambahkan, Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu juga menerima laporan langsung oleh mantan Karyawan PT AMA apabila masalah ini tak mampu diselsaikan oleh Disnaker Provinsi Bengkulu.
“Suruh dia (mantan karyawan PT AMA) lapor ke Komisi IV DPRD Provinsi kita minta sampaikan ke Komisi IV dan kita panggil Disnaker dan Perusahaan PT AMA” Tegas Edwar Samsi. (Nasti)